Jakarta: Sejumlah merek otomotif mendekati Tesla agar bisa menggunakan charging station (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum/SPKLU) Supercharged. Setelah Ford, General Motors (GM), dan Mercedes-Benz, kini giliran Nissan.
Pabrikan asal Jepang ini mengkonfirmasi akan mengadopsi sistem North American Charging Standard (NACS) yang digunakan Tesla. Mereka berdua sudah mencapai kesepakatan untuk menggunakan NACS mulai awal tahun 2025, dimulai dari model Ariya.
Presiden Nissan North America, Jeremie Papin, menyebutkan keputusan menggunakan NACS menunjukkan komitmen perusahaan dalam menciptakan kendaraan yang beroperasi dengan tenaga listrik untuk mengurangi emisi dan mendukung rencana untuk sepenuhnya beralih ke elektrifikasi pada tahun 2030 mendatang. Ribuan jaringan Supercharged ini diharapkan bisa mempermudah para konsumen mobil listriknya lebih nyaman dalam berkendara.
"Kami dengan senang hati menyediakan akses ke ribuan stasiun pengisian daya lebih cepat bagi para pengemudi Nissan EV, yang akan meningkatkan rasa percaya diri dan kenyamanan saat merencanakan perjalanan jarak jauh," ujar Papin dalam keterangannya.
Baca Juga:
Chery Bidik Pasar Kendaraan Operasional PNS
Selain itu, mulai tahun 2024, saudara dari Renault dan Mitsubishi ini juga akan menyediakan adaptor Combined Charging System 1 (CCS1) untuk pengisian daya cepat DC yang kompatibel dengan SUV Ariya. Tepat pada tahun 2025, perusahaan akan menawarkan model EV untuk pasar Amerika Serikat dan Kanada yang dapat terhubung dengan NACS, sehingga semakin banyak stasiun pengisian daya Supercharging yang akan digunakan.
Rencana elektrifikasi Nissan yang dikenal Ambition 2030 bertujuan agar lebih dari 40 persen dari total penjualan kendaraan Nissan berasal dari mobil listrik pada tahun 2030. Rencana ini juga mencakup kehadiran dua model terbaru yang akan dirakit di pabrik Canton, Mississippi, Amerika Serikat pada akhir tahun 2025.
Jakarta: Sejumlah merek otomotif mendekati Tesla agar bisa menggunakan charging station (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum/SPKLU) Supercharged. Setelah Ford, General Motors (GM), dan Mercedes-Benz, kini giliran Nissan.
Pabrikan asal Jepang ini mengkonfirmasi akan mengadopsi sistem North American Charging Standard (NACS) yang digunakan Tesla. Mereka berdua sudah mencapai kesepakatan untuk menggunakan NACS mulai awal tahun 2025, dimulai dari model Ariya.
Presiden Nissan North America, Jeremie Papin, menyebutkan keputusan menggunakan NACS menunjukkan komitmen perusahaan dalam menciptakan kendaraan yang beroperasi dengan tenaga listrik untuk mengurangi emisi dan mendukung rencana untuk sepenuhnya beralih ke elektrifikasi pada tahun 2030 mendatang. Ribuan jaringan Supercharged ini diharapkan bisa mempermudah para konsumen mobil listriknya lebih nyaman dalam berkendara.
"Kami dengan senang hati menyediakan akses ke ribuan stasiun pengisian daya lebih cepat bagi para pengemudi Nissan EV, yang akan meningkatkan rasa percaya diri dan kenyamanan saat merencanakan perjalanan jarak jauh," ujar Papin dalam keterangannya.
Baca Juga:
Chery Bidik Pasar Kendaraan Operasional PNS
Selain itu, mulai tahun 2024, saudara dari Renault dan Mitsubishi ini juga akan menyediakan adaptor Combined Charging System 1 (CCS1) untuk pengisian daya cepat DC yang kompatibel dengan SUV Ariya. Tepat pada tahun 2025, perusahaan akan menawarkan model EV untuk pasar Amerika Serikat dan Kanada yang dapat terhubung dengan NACS, sehingga semakin banyak stasiun pengisian daya Supercharging yang akan digunakan.
Rencana elektrifikasi Nissan yang dikenal Ambition 2030 bertujuan agar lebih dari 40 persen dari total penjualan kendaraan Nissan berasal dari mobil listrik pada tahun 2030. Rencana ini juga mencakup kehadiran dua model terbaru yang akan dirakit di pabrik Canton, Mississippi, Amerika Serikat pada akhir tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
