Jakarta: Krisis chip semikonduktor memang menjadi isu industri otomotif elektronik dan otomotif. Bahkan kurangnya pasokan komponen mungil ini turut mempengaruhi penjualan di paruh tahun 2022 ini, seperti yang dialami oleh Mercedes-Benz.
Deputy Director Sales Operations & Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto, menyebutkan penjualan di pasar di Indonesia mengalami penurunan hingga 4 persen di semester 1 2022. Pada Januari-Juni 2022 penjualan retail Mercedes-Benz mencatat 1.187 unit, turun dibanding periode Januari-Juni 2021 yang mencatat 1.235 unit.
"Karena 6 bulan ini model backbone kita, C-Class, kosong. Jadi istilahnya dengan volume tanpa C-Class turun 4 persen, menurut saya masih ok," jelasnya.
Selain itu, suplai semikonduktor juga menjadi isu penting untuk perakitan di pabrik mereka yang berlokasi di Wanaherang Bogor. "Hal kedua, karena memang secara suplai kita juga masih ada kendala terkait semikonduktor. Sehingga memang secara alokasi untuk dirakit (lokal) di Wanaherang ada keterbatasan."
Meski banyak kendala yang dihadapi, Kariyanto tetap bangga karena pemesanan tetap tinggi. Bahkan dia menilai surat pemesanan kendaraan (SPK) yang masuk mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
"Tetapi karena suplainya terbatas, maka masih menunggu. Kami yakin di semester kedua ini tetap bisa growth dibanding tahun sebelumnya," tegas Kariyanto.
Kariyanto kemudian menyebutkan performa perusahaan secara global juga mengalami penurunan dari segi penjualan. Ada banyak penyebab penurunan tersebut, termasuk penurunan penjualan di Tiongkok karena mereka memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakatnya terkait Covid-19.
"Secara global, penjualan mengalami penurunan kurang lebih 16 persen. Pemicunya karena penjualan di Tiongkok turun," beber Kariyanto di Senayan Jakarta.
Jakarta: Krisis chip semikonduktor memang menjadi isu industri otomotif elektronik dan otomotif. Bahkan kurangnya pasokan komponen mungil ini turut mempengaruhi penjualan di paruh tahun 2022 ini, seperti yang dialami oleh Mercedes-Benz.
Deputy Director Sales Operations & Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto, menyebutkan penjualan di pasar di Indonesia mengalami penurunan hingga 4 persen di semester 1 2022. Pada Januari-Juni 2022 penjualan retail Mercedes-Benz mencatat 1.187 unit, turun dibanding periode Januari-Juni 2021 yang mencatat 1.235 unit.
"Karena 6 bulan ini model backbone kita, C-Class, kosong. Jadi istilahnya dengan volume tanpa C-Class turun 4 persen, menurut saya masih ok," jelasnya.
Selain itu, suplai semikonduktor juga menjadi isu penting untuk perakitan di pabrik mereka yang berlokasi di Wanaherang Bogor. "Hal kedua, karena memang secara suplai kita juga masih ada kendala terkait semikonduktor. Sehingga memang secara alokasi untuk dirakit (lokal) di Wanaherang ada keterbatasan."
Meski banyak kendala yang dihadapi, Kariyanto tetap bangga karena pemesanan tetap tinggi. Bahkan dia menilai surat pemesanan kendaraan (SPK) yang masuk mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.