Charging Station Voltron. Geely
Charging Station Voltron. Geely

TÜV Rheinland Dorong Penguatan Keselamatan & Tata Kelola Risiko EV di Indonesia

Ekawan Raharja • 11 Desember 2025 11:28
Jakarta: Pertumbuhan cepat adopsi kendaraan listrik (EV) di Indonesia membawa tantangan baru terkait keselamatan sistem, kesiapan SDM, serta tata kelola risiko.
 
Dengan populasi EV yang mencapai 200 ribu unit pada 2024 atau naik 78 persen dibanding tahun sebelumnya, fokus diskusi kini bergeser dari insentif fiskal menuju standar keselamatan jalan raya, kesiapan petugas darurat, risiko asuransi, dan kebutuhan tenaga ahli yang kompeten.
 
Lonjakan penjualan mobil listrik dari 17 ribu unit pada 2023 menjadi lebih dari 43 ribu unit pada 2024, serta bertambahnya 3.300 unit SPKLU di awal 2025, menegaskan perlunya penguatan sistem keamanan. Pemerintah menargetkan 15 juta EV beroperasi pada 2030, yang menuntut perbaikan menyeluruh dalam manajemen risiko.

Managing Director TÜV Rheinland Asia Pacific People & Business Assurance, Tristan Arwen Loveres, menegaskan pentingnya peningkatan pemahaman risiko di level petugas lapangan. Menurutnya, keselamatan EV sangat kritikal dan membutuhkan penanganan khusus.

Baca Juga:
Terekam! Nissan Uji Coba Juke EV di Eropa


"Elektrifikasi adalah keniscayaan, tetapi kita perlu mengelolanya dengan aman dan berkualitas. Pertanyaan krusial yang muncul adalah apakah petugas polisi dan pemadam kebakaran di jalanan kita tahu cara yang aman untuk mendekati EV yang mengalami kecelakaan? Mengingat risiko sengatan listrik tegangan tinggi dan tantangan pemadaman api baterai atau thermal runaway misalnya. Penanganan yang salah akan berakibat fatal," ujar Tristan melalui keterangan resminya di ajang EV Risk & Insurance Readiness: Menyambut Era Baru Mobilitas Listrik yang Aman dan Terpercaya.

TÜV Rheinland-EVSafe: Kerangka Tiga Pilar Penguatan Risiko EV

TÜV Rheinland-EVSafe sebagai inisiatif komprehensif untuk memperkuat keselamatan dan tata kelola risiko EV. Program ini dibangun atas tiga pilar utama.
 
Pilar pertama adalah kualifikasi SDM dan keselamatan petugas. TÜV Rheinland menyoroti minimnya teknisi bersertifikat untuk perbaikan baterai tegangan tinggi serta pentingnya pelatihan first responder dalam menangani insiden EV. Tristan menekankan kebutuhan tenaga terampil harus merata di seluruh rantai nilai EV.
 
Pilar kedua mencakup kesiapan asuransi dan validasi teknis independen. Melalui kerangka perusahaan, perusahaan menyediakan protokol pengujian objektif seperti penghitungan State of Health (SoH) baterai dan pengecekan integritas kelistrikan. Validasi ini menjadi dasar penentuan premi yang lebih akurat dan sekaligus mengurangi misinformasi publik mengenai risiko teknis EV.
 
Pilar ketiga menyoroti tata kelola data, keamanan siber, dan privasi. Pengelolaan data perilaku berkendara yang digunakan untuk model asuransi berbasis penggunaan (UBI) menimbulkan tantangan baru terkait perlindungan data dan keamanan siber.

Baca Juga:
Panduan Pasang Dashcam Mobil di Rumah, Irit Biaya!


"Data adalah topik krusial. Bagaimana data ini disimpan dan digunakan? Apakah oleh pabrikan untuk R&D, oleh asuransi untuk mengukur perilaku berkendara, atau oleh pemerintah untuk regulasi? Data adalah topik krusial. Kita harus memastikan data privacy protection dan keamanan siber yang kuat, karena ini adalah faktor risiko baru dalam mobilitas listrik," jelas Tristan.

Tiga Langkah Penguatan Ekosistem EV di Indonesia

Sebagai lembaga pengujian, inspeksi, dan sertifikasi global, TÜV Rheinland menegaskan komitmennya dalam mendukung ekosistem EV yang aman dan berkelanjutan. Perusahaan merekomendasikan tiga langkah yang perlu segera dilakukan Indonesia.
 
Pertama, percepatan pembentukan program kualifikasi SDM melalui pelatihan dan sertifikasi berstandar internasional untuk teknisi dan ahli diagnostik EV tegangan tinggi.
 
Kedua, pembentukan Pokja EV untuk merumuskan kerangka validasi teknis TÜV Rheinland-EVSafe sebagai basis penetapan premi asuransi dan klausul pertanggungan.
 
Ketiga, penyusunan panduan First Responder nasional sebagai acuan ringkas bagi kepolisian, pemadam kebakaran, dan petugas darurat dalam menangani insiden kecelakaan EV secara aman.
 
“Dengan menggabungkan keahlian kami dalam pengujian, inspeksi, dan sertifikasi, TÜV Rheinland berperan memastikan setiap aspek ekosistem kendaraan listrik diuji secara objektif, diverifikasi secara independen, dan memenuhi standar keselamatan yang diakui global,” tutup Tristan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan