Jakarta: Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia kini sedang bercita-cita untuk memiliki sirkuit bertaraf internasional dan museum otomotif. Ide ini lahir dari Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat yang berencana maju sebagai Calon Ketua Ikatan Motor (IMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dia bercerita kepada Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, ingin membangun sirkuit balap internasional dengan lintasan tanah dan aspal, serta Museum Otomotif dan Transportasi di Yogyakarta.
Pembangunan sirkuit direncanakan akan dibicarakan dengan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk memanfaatkan lahan seluas 128 hektar milik Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Sementara museum otomotif dan transportasi rencananya memanfaatkan kawasan Gedung DPRD DIY di Jalan Malioboro yang tidak lagi digunakan sebagai kantor anggota DPRD DIY karena akan dipindahkan ke Jalan Kenari.
"Sirkuit tersebut bisa digunakan untuk menggelar berbagai kejuaraan balap. Dari mulai on road seperti road race, drag bike, dan freestyle hingga off road seperti motocross, grasstrack hingga adventure. Lokasinya juga strategis, hanya sekitar 9 Km dari Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Sementara dari pusat kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 40 Km dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam," beber Bamsoet setelah menerima Budi Karya Sumadi dan Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat, pada Jumat (21/1/22).
Ketua MPR RI ini menjelaskan Yogyakarta merupakan wilayah yang telah melahirkan banyak pembalap hebat seperti Doni Tata Pradita, pembalap Indonesia pertama yang mampu menembus ajang tertinggi dengan turun di kelas 250 cc Kejuaraan Dunia Balap Motor tahun 2008. Serta Galang Hendra Pratama yang turun di World Supersport 300 (WSS300) tahun 2017. Jauh sebelumnya juga sudah ada beberapa pembalap hebat lainnya seperti Hendriansyah, Irwan Ardiansyah, Gupita Kresna, Sudarmono, sampai Sigit PD.
"Karenanya sangat tepat jika di Yogyakarta dibangun sirkuit berkualitas internasional yang mampu menyelenggarakan berbagai kejuaraan balap on road hingga off road. Memfasilitasi para generasi muda untuk mengasah kemampuan balapnya, memastikan Yogyakarta senantiasa melahirkan pembalap hebat yang bisa mengharumkan Indonesia. Sekaligus menjadi sport automotive tourism yang bisa memancing turis dan para pelaku usaha otomotif membuat research and development center di lahan sekitar sirkuit," jelas Bamsoet.
"Kemudian, museum tersebut akan menampilkan berbagai jenis mobil dan motor hingga berbagai jenis alat transportasi lainnya yang memiliki nilai sejarah bagi Indonesia. Seperti mobil kepresidenan, hingga kendaraan balap yang pernah digunakan oleh para pembalap hebat Indonesia," tandas Bamsoet.
Bamsoet menerangkan perjalanan bangsa Indonesia di dunia otomotif sangat panjang. Bahkan dimulai sejak 51 tahun sebelum Indonesia merdeka, kurang lebih sekitar tahun 1894. Ditandai dengan hadirnya Benz Victoria Phaeton karya Karl Benz, Jerman, yang dibeli oleh Sultan Kasunanan Surakarta Pakubuwono X.
Menempatkannya sebagai orang Indonesia pertama yang membeli mobil. Kini kendaraan tersebut berada di Museum Louwman, Belanda.
"Kehadiran Museum Otomotif dan Transportasi di Yogyakarta diharapkan bisa membangun kerjasama dengan berbagai museum dunia yang menyimpan kendaraan bersejarah dari Indonesia agar secara berkala bisa memajang koleksinya di Museum Otomotif dan Transportasi Yogyakarta. Seperti Museum Louwman Belanda yang menyimpan Benz Victoria Phaeton yang pernah menjadi milik Pakubuwono X," pungkas Bamsoet.
Jakarta: Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia kini sedang bercita-cita untuk memiliki sirkuit bertaraf internasional dan museum otomotif. Ide ini lahir dari Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat yang berencana maju sebagai Calon Ketua Ikatan Motor (IMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dia bercerita kepada Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, ingin membangun sirkuit balap internasional dengan lintasan tanah dan aspal, serta Museum Otomotif dan Transportasi di Yogyakarta.
Pembangunan sirkuit direncanakan akan dibicarakan dengan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk memanfaatkan lahan seluas 128 hektar milik Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Sementara museum otomotif dan transportasi rencananya memanfaatkan kawasan Gedung DPRD DIY di Jalan Malioboro yang tidak lagi digunakan sebagai kantor anggota DPRD DIY karena akan dipindahkan ke Jalan Kenari.
"Sirkuit tersebut bisa digunakan untuk menggelar berbagai kejuaraan balap. Dari mulai on road seperti road race, drag bike, dan freestyle hingga off road seperti motocross, grasstrack hingga adventure. Lokasinya juga strategis, hanya sekitar 9 Km dari Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Sementara dari pusat kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 40 Km dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam," beber Bamsoet setelah menerima Budi Karya Sumadi dan Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat, pada Jumat (21/1/22).
Ketua MPR RI ini menjelaskan Yogyakarta merupakan wilayah yang telah melahirkan banyak pembalap hebat seperti Doni Tata Pradita, pembalap Indonesia pertama yang mampu menembus ajang tertinggi dengan turun di kelas 250 cc Kejuaraan Dunia Balap Motor tahun 2008. Serta Galang Hendra Pratama yang turun di World Supersport 300 (WSS300) tahun 2017. Jauh sebelumnya juga sudah ada beberapa pembalap hebat lainnya seperti Hendriansyah, Irwan Ardiansyah, Gupita Kresna, Sudarmono, sampai Sigit PD.