Ilusrrasi SPKLU di Rest Area. Jasa Marga
Ilusrrasi SPKLU di Rest Area. Jasa Marga

Pengisian Daya Ultra Fast Charging Picu Kekhawatiran Umur Baterai Mobil Listrik

Ekawan Raharja • 10 Mei 2025 10:20
Jakarta: Tahun 2025 disebut sebagai tahun ledakan pengisian ultra fast charging untuk kendaraan energi baru (NEV), namun kemajuan pesat teknologi pengisian ini juga menimbulkan kekhawatiran besar: potensi percepatan degradasi baterai.
 
Meski pengisian daya cepat dan ultra fast mampu meredakan kecemasan soal jarak tempuh, banyak konsumen dan pelaku industri mulai mempertanyakan dampaknya terhadap ketahanan baterai dalam jangka panjang.
 
Layaknya ponsel, sebagian besar pengguna mobil listrik percaya pengisian daya terlalu cepat bisa memperpendek umur baterai, meski mereka sering tidak memiliki data rinci mengenai dampaknya.

Kekhawatiran ini diperburuk oleh biaya penggantian baterai yang tinggi—bahkan bisa mencapai setengah dari harga mobil baru, atau lebih besar dari nilai jual kendaraan bekas itu sendiri, seperti dikutip dar CarNewschina.
 
Baca Juga:
Canggih, Suzuki Fronx Dilengkapi Mesin Hybrid & ADAS

 
Kekhawatiran itu semakin dirasakan oleh para pengemudi ride-hailing yang sangat mengandalkan pengisian ultra-cepat untuk memaksimalkan waktu operasional.
 
Berdasarkan survei terbaru, untuk kendaraan yang menempuh jarak lebih dari 100 km per hari dan menggunakan pengisian ultra-cepat lebih dari 70 persen dari total sesi pengisian. Kesehatan baterai dapat turun dari 100 persen menjadi 85 persen hanya dalam dua tahun, dan laju degradasi meningkat seiring waktu.
 
Penelitian dari Universitas Tsinghua di China menunjukkan baterai yang sering menggunakan pengisian daya ultra-cepat di atas 120 kW dapat mengalami penurunan siklus hidup hingga 40 persen dibandingkan dengan pengisian lambat.
 
Di China, regulasi mewajibkan pabrikan mobil listrik memberikan garansi minimum 8 tahun atau 120.000 km untuk komponen inti seperti baterai. Meski kebanyakan produsen mematuhi kebijakan ini, pelaksanaannya seringkali rumit.
 
Baca Juga:
Viral Motor 4 Tahun di Rumah Kena Tilang ETLE Menerobos Lampu Merah, Kok Bisa?

 
Banyak garansi 'seumur hidup' yang ternyata menyertakan syarat ketat, seperti hanya berlaku untuk pemilik pertama, batasan jarak tempuh tahunan, servis di bengkel resmi, serta larangan penggunaan komersial seperti taksi atau ride-hailing.
 
Beberapa kebijakan bahkan mengecualikan kendaraan yang terlalu sering menggunakan pengisian ultra-cepat, sehingga pengguna aktif merasa 'terpinggirkan' dari perlindungan garansi.
 
Survei mengungkap hanya 23 persen pemilik EV memahami detail garansinya, dan lebih dari separuh salah kaprah menganggap garansi seumur hidup mencakup penggantian baterai secara gratis sepanjang masa pakai kendaraan.
 
Meski demikian, industri EV tengah mencari solusi. Inovasi teknologi seperti sistem manajemen termal untuk menjaga suhu baterai saat pengisian cepat. Serta Battery Management System (BMS) yang lebih cerdas dengan 'mode perlindungan ultra-charging'. 
 
Baca Juga:
3 Cara Menghilangkan Baret Halus di Mobil

 
Kini dikembangkan. Stasiun pengisian daya modern juga dirancang untuk mengatur arus listrik secara otomatis sesuai kondisi baterai.
 
Para ahli menyarankan agar pemilik EV membatasi pengisian ultra-cepat maksimal 40 persen dari total sesi pengisian, serta menghindari pengisian saat baterai berada di bawah 10 persen atau di atas 90 persen, karena dapat mempercepat kerusakan sel baterai.
 
“Menjaga keseimbangan antara kecepatan pengisian dan usia pakai baterai adalah kunci. Pengguna harus mulai mengubah kebiasaan, sementara produsen dan regulator perlu menghadirkan kebijakan dan teknologi yang selaras,” jelas salah satu pakar baterai dari Tsinghua University.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan