
Upacara pembukaan Olimpiade Rio 2016 (Istimewa)
Indonesia juga ikut mengirimkan atletnya ke Rio, Brasil, alias untuk kali ke-15 sepanjang ajang olimpiade modern digelar. Merah Putih mengutus 28 atletnya untuk bertempur di tujuh cabang olahraga, yaitu atletik, angkat besi, bulu tangkis, panahan, renang, rowing dan balap sepeda. Jumlah atlet bertambah dibanding empat tahun sebelumnya, namun cabor yang diikuti berkurang satu. Kali ini, judo tidak mengirimkan wakilnya.(Baca juga)
Tidak memalukan buat Indonesia, karena empat atletnya dari dua cabor, yakni bulu tangkis dan angkat besi, menyumbangkan medali untuk kontingen Merah Putih. Patut diapresiasi karena Olimpiade Rio diikuti 11.000 atlet dari 206 negara, termasuk Kosovo dan Sudan Selatan yang ikut serta untuk kali pertama. Olimpiade Rio memperebutkan 306 keping medali dari 28 cabang olahraga. (Baca juga)
Perlu dicatat juga, persiapan Olimpiade Brasil ditandai sejumlah kontroversi. Mulai dari ketidakstabilan ekonomi Brasil, masalah kesehatan dan keamanan terkait virus Zika, dan polusi parah di Teluk Guanabara, hingga skandal doping yang melibatkan atlet-atlet Rusia.(Baca juga)
Akhirnya, di penghujung event, Amerika Serikat berhasil meraih juara umum dengan meraih 46 medali emas, 37 medali perak dan 38 medali perunggu. AS juga mencatat sejarah setelah berhasil meraih medali emas ke 1.000-nya sepanjang sejarah kejuaraan Olimpiade.(Baca juga)

Michael Pelps terbaik sepanjang masa (Istimewa)
Sejarah lain juga tertoreh oleh Fiji, Kosovo, Puerto Riko, Singapura, Tajikistan, Vietnam dan Yordania, yang berhasil meraih medali emas pertama mereka di ajang Olimpiade. Di penyelenggaraan Olimpiade Rio ini, sebanyak 27 rekor dunia juga terpecahkan.
Owi/Butet Raih Emas di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI
Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 usai mengalahkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Gooh Liu Ying dua set langsung dengan skor 21-14 dan 21-12.(Baca juga)
Membanggakan sekaligus mengharukan, Owi/Butet, begitu mereka biasa disapa, meraih medali emas pada 17 Agustus 2016 alias bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia. Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Stadium Roicentro, Rio de Janeiro, arena final bulu tangkis Olimpiade 2016. Prestasi tersebut seperti menjadi kado terindah buat HUT Kemerdekaan RI.
Ya, raihan medali emas cabor bulu tangkis di Olimpiade Rio 2016, layaknya menjadi obat kerinduan buat kontingen Indonesia. Pasalnya, sejak meraih medali emas kali pertama di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia terus mempertahankan tradisi medali emas cabor bulu tangkis hingga perhelatan Olimpiade 2008 di Beijing.(Baca juga)
Tradisi itu sempat ternodai karena pada Olimpiade 2012 di London, kontingen Indonesia gagal meraih satu pun medali emas. Raihan medali 1 perak 1 perunggu kala itu didapat dari cabor angkat besi.

Eko Yuli sumbang medali perak (Istimewa)
Raihan 1 medali emas dan 2 perak di Olimpiade Rio, menenpatkan posisi Indonesia di urutan 46 dari 206 negara peserta. Pencapaian tersebut melampaui prestasi di Olimpiade London 2012 yang hanya menempati posisi ke-63.(Baca juga)
Dengan populasi penduduk lebih dari 250 juta jiwa, raihan prestasi Indonesia di Olimpiade harusnya bisa lebih dari yang didapat. Terbaik, Indonesia pernah menempati posisi ke-21 saat Olimpade Barcelona 1992. Saat itu, Susi Susanti dan Alan Budikusuma dari cabor bulu tangkis berhasil mengawinkan medali emas dari nomor tunggal perseorangan.
Menjadi pekerjaan rumah buat para pemangku jabatan di induk organisasi cabang olahraga, menyiapkan atlet-atletnya mencapai prestasi dunia. Apalagi di depan mata, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Raihan prestasi di Asian Games nanti harusnya bisa menjadi tolak ukur, sejauhmana pembinaan atlet-atlet sudah dilakukan.
Rekor Michael Pelps yang Sulit Tertandingi
Perenang Amerika Serikat Michael Pelps kembali menunjukkan tajinya di arena kolam renang Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Perenang fenomenal yang sudah meraih 18 medali emas dari tiga Olimpiade sebelumnya, kembali menambah lima medali emas koleksinya. (Baca juga)

Michael Pelps raih lima medali emas di Olimpiade Rio 2016 (Istimewa)
Total, hingga kejuaraan empat tahunan di Rio itu berakhir, Pelps yang berusia 31 tahun di Olimpiade Rio sudah meraih 23 medali emas dari empat ajang Olimpiade (Athena 2004, Beijing 2008, London 2012, Rio 2016). Rekor Pelps sepertinya sulit tertandingi dalam waktu lama. Tambahan lima emas dan satu perak, Pelps yang juga memutuskan pensiun usai Olimpiade Rio 2016 sudah mengoleksi 23 medali emas, tiga perak dan dua perunggu dari ajang Olimpiade saja.(Baca juga)
Catatan moncer juga ditorehkan raja sprinter Jamaika Usain Bolt yang juga memutuskan pensiun usai Olimpiade Rio. Total pelari jangkung berusia 30 tahun itu sudah meraih sembilan medali emas sepanjang keikutsertaannya di tiga ajang Olimpiade (Beijing 2008, London 2012 dan Rio 2016).

Usain Bolt tercepat di Olimpiade Rio 2016 (Istimewa)
Di Olimpiade Rio, Bolt mengulangi prestasinya di Beijing dan London, dengan menyumbang tiga medali emas di nomor lari spesialisasinya, 100 meter, 200 meter dan estafet 4x100 meter.
Brasil Rebut Medali Emas Sepak Bola
Catatan manis juga ditorehkan Brasil-tuan rumah Olimpiade-di cabang sepak bola. Prestasi Brasil di cabang sepak bola Olimpiade seperti jauh panggang dari api. Maklum, pemegang supremasi sebagai juara dunia sepak bola sebanyak lima kali itu prestasinya ibarat langit dan bumi. (Baca juga)
Di bawah komando kapten Neymar junior, tim Samba Brasil akhirnya bisa menepis anggapan tidak sedap itu dengan menyabet medali emas Olimpiade. Di final, Selecao berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 5-4 lewat drama adu penalti. Sebelumnya kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal.

Brasil akhirnya pecah telur di cabang sepak bola Olimpiade (Istimewa)
Kemenangan atas Jerman di final sepak bola sekaligus mengobati 'luka' di Piala Dunia Brasil 2014. Kala itu, Thiago Silva dan kawan-kawan dipermak tim Panser Jerman di depan publiknya sendiri dengan skor telak 1-7. Kekalahan tersebut didapat Brasil di partai semi final. Akhirnya Jerman memang keluar sebagai kampiun usai menjungkalkan raksasa Amerika Latin lainnya, Argentina dengan skor 1-0.(Baca juga)
Video: Prestasi Fenomenal Michael Pelps
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News