Hengky Lasut dan kawan kawan rencananya tiba di Tanah Air, Rabu 8 Agustus pagi, dengan menggunakan pesawat Qatar Air. Setelah uji coba ini, Timnas yang berjumlah 24 pemain itu diberi waktu istirahat selama lima hari, sebelum kembali menjalani Pelatnas hingga jelang pertandingan 18 Agustus 2018.
Kepulangan Timnas Bridge ke Jakarta membawa kabar gembira ditambah kepercayaan diri. Betapa tidak, Timnas menggondol sejumlah prestasi dari uji coba atau try out di Eropa dan Amerika Serikat itu. Bahkan pada uji coba terakhir di turnamen Atlanta Summer North America Bridge, Men Team Indonesia secara gemilang mengalahkan juara dua dunia dari Prancis, dan juga menyingkirkan Tim 2 Amerika serta Bulgaria yang notabene bermaterikan para juara dunia.
Dihubungi melalui komunikasi Whatsapp, Senin 6 Agustus, Ketua Umum Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) Eka Wahyu Kasih, mengatakan kejuaraan di Atlanta itu merupakan try out terakhir Timnas Bridge Indonesia jelang Asian Games. Pertimbangan dipilihnya Atlanta sebagai tempat uji coba terakhir, karena kejuaraan bertajuk Atlanta Summer North America Bridge Championship (NABC) 2018, merupakan even paling bergengsi setelah kejuaraan dunia resmi.Baca juga: Tiga Faktor Palembang Bakal Sukses Gelar Asian Games 2018
Bahkan Eka meyakini kualitas kejuaraan Atlanta lebih berat dari kejuaraan dunia resmi. Sebagai ilustrasi, Eka menyebutkan tim Prancis yang menyandang Juara II Dunia Bermuda Bowl 2017, ditempatkan di seeded atau unggulan 13 pada turnamen Atlanta. Sedangkan Men Team Indonesia hanya di seeded ke 39.
Menjadi tim non-unggulan, jusru membuat para pemain tampil lepas dan lebih terpacu. Ditambah keyakinan dan keseriusan, tim putra Indonesia justru mampu membuat kejutan. Mereka sukses menggulung tim Perancis, Amerika dan Bulgaria.
"Pada kejuaraan di Atlanta, kualitas Timnas benar benar teruji. Indonesia mampu mengalahkan tim tim yang bermaterikan para juara dunia," ungkap Eka.
Eka menambahkan, dalam try out di Eropa dan Amerika ini, GABSI menerapkan metode "5 C" untuk setiap atlet. Lima C yang dimaksud, yakni Competence, atlet dilatih kompetensi teknik dan non-teknik oleh pelatih dunia asal Polandia, Kristov Martens.
C kedua, Confidence. Dengan kompetensi tinggi, maka atlet akan percaya diri. Selanjutnya Calm, yakni keberadaan C 1-2 membuat atlet bisa tampil tenang. Setelah itu C keempat adalah Concentration, di mana atlet harus mampu konsenterasi selama pertandingan, sehingga mereka akan mencapai C terahir atau kelima, yakni Consistent atau Commitment. Atlet dituntut harus konsisten dengan komitmen yang diperjanjikan dengan partner masing-masing.
Terakhir, Eka menegaskan bahwa sejatinya misi uji coba itu bukan untuk mengejar medali. Fokus utama try out lebih kepada evaluasi kekurangan dan kelemahan para pemain Timnas yang kemudian harus diperbaiki oleh Martens.
"Filosofi permainan Bridge adalah bukan pemain paling pintar yang akan menang, melainkan pemain dengan paling sedikit kekurangan yang akan menang," tambah Eka.
Rupanya konsep itu cukup ampuh, terbukti dengan raihan prestasi tertinggi dari para pemain Timnas Bridge untuk Asian Games 2018 Jakarta Palembang. Sebelum di Atlanta, Timnas Bridge Indonesia sukses menjadi juara umum di tiga kota Amerika, yaitu Nashville City, Chicago City, dan Sioux City.
Total selama uji coba ini, Timnas meraih 11 medali emas, 5 perak, dan 4 perunggu. Bagi Eka secara pribadi maupun GABSI umumnya, peraihan prestasi di uji coba ini cukup menjadi modal keyakinan untuk memenuhi target di Asian Games mendatang.
Dari enam peluang emas yang diradar, GABSI optimistis bisa menyumbangkan dua medali emas untuk Indonesia. Bridge Indonesia akan turun di enam nomor, yakni Men Team, Mixed Team, Supermixed Team, Men Pairs, Women Pairs, serta Mixed Pairs.
Video: Tim Perahu Naga Optimis Sumbang Emas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News