Segala persiapan telah dijalani tim pencak silat Indonesia demi turun di Asian Games 2018. Mulai dari uji fisik di Stadion Sriwedari Solo, hingga pematangan teknik.
Kini hanya tersisa 15 persen dari 100 persen yang dipersiapkan. Salah satunya kesiapan mental saat bertanding.
"Persiapan fisik dan teknik sudah sesuai harapan, tinggal bagaimana meningkatkan mentalitas untuk menjadi juara karena psikologis mereka juga harus dijaga dan untuk ditingkatkan agar bisa bersikap sebagai juara sejati," ujar Pelatih Kepala Ronny Syaifullah.
"Mereka harus siap dengan situasi apa pun. Jadi sekarang kami fokus untuk mempersiapkan psikologis dan mentalitas mereka," terangnya.
Salah satu atlet pencak silat yang turun di nomor ganda seni, Yolla Primadona mengungkapkan betapa pentingnya persiapan mental dilakukan. Bahkan ia membagi tiga fase dari segi mentalitas tersebut.Klik di sini: Juara Olimpiade 2016 Gugup Jelang Asian Games 2018
"Sekarang kami lebih fokus ke mental. Karena memang gerakan tiga menit yang kami tampilkan harus memperhatikan itu. Saat latihan itu kami mengejar waktu, mengejar teknik, dan sekarang kami mempersiapkan mentalnya. Nanti dalam pertandingan kami enggak tahu tekanan di pertandingan bagaimana berjalan," ujar Yolla.
"Jadi 15 persen mental itu dibagi tiga fase. Di antaranya, lima persen buat suporter lawan yang menekan kami. Lima persen lagi untuk suporter yang mendukung kami, dan lima persen lagi buat tekanan dari wasit juri. Sebab wasit juri bisa saja menekan kami," tegasnya.
Cabor Pencak Silat untuk pertama kalinya dipertandingkan di Asian Games 2018. Tentunya tim pencak silat Indonesia tak mau menyia-nyiakan kesempatan meraih juara di kandang sendiri. Untuk itu Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) menargetkan juara umum dengan raihan sembilan medali emas.
Tim Taekwondo Indonesia Matangkan Strategi Jelang Asian Games
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News