Skorsing Yamaha terhadap Vinales menuai pro dan kontra. Meski dalam rekaman video terlihat jelas kalau Vinales menggeber motor secara berlebihan, namun hukuman tersebut dianggap terlalu berlebihan.
Situasi ini turut mengundang perhatian Valentino Rossi yang selama ini juga menjadi sosok penting di tim Yamaha. Dalam hal ini, the doctor justru cenderung membela Vinales.
"Saya sudah melihat video Vinales, saya awalnya mengira sangat buruk. Dia memang memelintir gas sedikit mencapai limiter, dia lakukan sebanyak dua atau tiga kali, tetapi saya tidak tahu apakah hal itu yang menjadi perhatian utama. Tentu perilakunya tidaklah baik, tetapi apa yang dilakukannya tidak terlihat (parah) bagi saya,” ucap Rossi dikutip dari Tuttomotoriweb.
Rossi menambahkan, ada faktor lain yang melatarbelakangi skorsing Vinales. Namun begitu, Rossi tidak memahami persis konflik apa yang ada di internal Yamaha.
“Saya tidak tahu situasi yang terjadi di Yamaha, sangat sulit untuk mengerti ketika kamu tidak terlibat, tetapi saya pikir (di dalam Yamaha) sudah saling tidak sepaham. Mungkin ada alasan lain di belakang keputusan ini,” tutur Rossi.
Sebelum skorsing dijatuhkan, Vinales dan tim Yamaha memang sudah tak lagi harmonis. Alasan pertama karena Vinales sudah dipastikan hengkang di akhir musim 2021. Lalu, dalam beberapa balapan Vinales kerap mengkritik performa motor YZR-M1 dan membeberkannya kepada media.
Selain itu, meski tidak mengatakannya secara langsung, Vinales terkesan menuding ada perbedaan perlakuan Yamaha terhadap dirinya dengan rekannya Fabio Quartararo.
Vinales minta maaf ke Yamaha
Maverick Vinales buka suara setelah diskors Yamaha. Ia mengaku salah dan meminta maaf karena tidak bisa mengendalikan emosi atas masalah teknis yang didapatinya saat melakoni balapan MotoGP Styria akhir pekan lalu.
"Seperti Anda tahu, semua situasi ini menyedihkan bagi saya dan membuat saya sangat frustrasi. Saya harus mengatakan ini dan minta maaf kepada Yamaha," kata Vinales di sela-sela rangkaian ajang MotoGP Austria dikutip dari laman resmi MotoGP.
"Semuanya karena soal frustrasi dan juga banyak kegelisahan. Saya balapan di atas motor ini dengan cara yang berbeda karena emosi itu meledak pada lap terakhir yang akhirnya membuat saya menyesal," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News