Juergen Kloop-Foto Istimewa
Juergen Kloop-Foto Istimewa

Soccertainment

"Kutukan Tujuh Tahun” Jurgen Klopp yang Menghantui Liverpool

Friko Simanjuntak • 27 Agustus 2022 06:55
Liverpool: Penggemar Liverpool sepertinya harus was-was terkait performa tim kesayangannya di Liga Inggris musim ini. Terlebih, ada mitos soal “kutukan tujuh tahun” sang pelatih Jurgen Klopp.
 
Dalam karier kepelatihannya, Klopp tercatat selalu “gagal” saat melakoni tahun ketujuhnya di sebuah klub hingga akhirnya berujung pada pengunduran diri. Hal tersebut terjadi saat Klopp melatih Mainz 05 dan Borussia Dortmund.
 
Tanda-tanda “kutukan tujuh tahun” Klopp mulai terlihat dari hasil yang diperoleh Liverpool pada kompetisi Liga Primer Inggris 2022/2023. Dari tiga laga awal, The Reds belum sekali pun meraih kemenangan setelah meraih dua hasil imbang dan sekali kalah. Imbasnya, saat ini Liverpool terjerembab di posisi 16 klasemen sementara Liga Primer Inggris.

Hasil tanpa kemenangan di tiga laga awal menjadi rekor terburuk Liverpool di era Klopp. Ini merupakan kali pertama The Reds gagal mendapatkan tiga poin di tiga laga awal sejak era Brendan Rodgers pada 2012/2013.
 
Dan kebetulan, pada musim kompetisi 2022/2023 ini Klopp menjalani musim ketujuhnya bersama Liverpool. Apakah “kutukan tujuh tahun” Klopp bakal berlanjut?
 
Sambil menanti apakah “kutukan tujuh tahun” Jurgen Klopp juga berlaku di Liverpool, mari kita simak bagaimana perjalanan pelatih asal Jerman tersebut saat melatih Mainz dan Dortmund di mana ia gagal memberikan hasil terbaik di musim ketujuhnya.
 
Mainz (2001 – 2008)
 
Jurgen Klopp pertama kali terjun ke dunia kepelatihan dengan menukangi Mainz 05, klub yang diperkuatnya sepanjang kariernya sebagai pemain. Setelah memutuskan pensiun pada musim 2000/2001, Klopp langsung ditunjuk sebagai pelatih Mainz 5 pada Februari 2001.
 
Di bawah arahan Klopp, Mainz yang berlaga di divisi dua Bundesliga, kemudian menjelma sebagai salah satu tim yang solid. Pelatih berkacamata itu sukses membawa Mainz 05 promosi ke Bundesliga pada 2003/2004. Bahkan, Mainz nyaris dibawanya lolos ke putaran final UEFA Cup pada musim 2004/2005.
 
Sayangnya, kejeniusan Klopp membawa Mainz 05 jadi salah satu “kuda hitam” di Bundesliga perlahan memudar. Pada musim 2006/2007, ia gagal membawa Mainz bertahan di Bundesliga. Mainz kembali ke habitatnya dan berlaga di divisi kedua Bundesliga.
 
Klopp memang tetap bertahan di Mainz pada musim ketujuhnya yakni pada 2007/2008. Sayangnya, ia gagal membawa Mainz promosi ke Bundesliga dan kemudian memutuskan mundur dari kursi kepelatihan di akhir musim.
 
Borussia Dortmund (2008 - 2015)
 
Manajemen Borussia Dortmund membuat keputusan berani ketika menunjuk Jurgen Klopp sebagai pelatih pada 1 Juli 2008. Namun, Klopp mampu membayar kepercayaan tersebut dengan prestasi besar.
 
Dengan filosofi gegenpressing dan serangan balik mematikan yang diterapkannya, Klopp sukses membuat Dortmund jadi tim yang sangat menakutkan. Mereka bahkan berhasil merusak dominasi Bayern Muenchen di pentas Bundesliga.
 
Dortmund dibawa Klopp meraih back-to-back gelar Bundesliga pada 2010/2011 dan 2011/2012, kemudian lolos ke final Liga Champions di musim berikutnya (2012/2013) di mana Dortmund harus mengakui keunggulan rivalnya, Bayern Muenchen di partai pamungkas.
 
Namun lagi-lagi, di musim ketujuhnya Klopp kesulitan. Sempat memberikan kesan baik di mana Dortmund dibawanya meraih titel Piala Super Jerman, Klopp gagal membawa Dortmund tampil kompetitif di musim 2014/2015.
 
Pada momen Natal 2014, Dortmund bahkan terjerembab di dasar klasemen, sebelum akhirnya Klopp membawanya bangkit dan finis di posisi tujuh klasemen akhir Bundesliga 2014/2015, hanya 11 poin di atas zona degradasi.
 
“Kutukan tujuh tahun” Klopp kembali berlanjut lantaran dia menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Dortmund pada akhir musim 2014/2015.
 
Liverpool (2015 - …?)
 
Jurgen Klopp ditunjuk sebagai pelatih Liverpool pada Oktober 2015 untuk menggantikan posisi Brendan Rodgers yang gagal memberikan kesan positif di awal musim 2015/2016. Rodgers dipecat setelah Liverpool tercecer di posisi 10 klasemen dalam delapan laga awal Liga Primer.
 
Di musim pertamanya, Klopp langsung mencuri perhatian fans dengan membawa Liverpool melaju ke final Liga Europa (kalah dari Sevilla), dan finis di posisi delapan klasemen Liga Primer Inggris.
 
Setelah itu, ia terus meningkatkan level permainan Liverpool dan membawa The Reds kembali ke habitatnya sebagai salah satu penantang gelar. Puncaknya terjadi pada musim 2019/2020 di mana ia akhirnya mengakhiri dahaga Liverpool untuk meraih titel Liga Primer Inggris yang belum dirasakan selama tiga dekade.
 
Sementara di kompetisi Eropa, Klopp juga berhasil mengembalikan status Liverpool sebagai klub Inggris terhebat di Eropa. Dalam lima musim, Klopp membawa The Reds tiga kali lolos ke final Liga Champions dan salah satunya berakhir dengan gelar juara, yakni pada 2018/2019.
 
Kini, di musim ini Klopp menjalani tahun ketujuh dalam karier kepelatihannya di Liverpool. Dan seperti deja vu di dua klub sebelumnya, ia juga mengawalinya dengan buruk. Apakah “kutukan tujuh tahun” Klopp berlanjut di Liverpool? Kita tunggu saja.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RIZ)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan