Seperti dilansir metro.co.uk, Sabtu 26 Februari, anggota parlemen dari Partai Buruh di Inggris, Chris Bryant, telah mendesak pemerintah negaranya untuk menyita aset Roman Abramovic yang merupakan pemilik Chelsea.
Awal pekan ini, pemerintah Inggris juga mengumumkan bakal menjatuhkan sanksi kepada tiga miliarder yang memiliki hubungan dekat dengan presiden Rusia Vladimir Putin. Abramovich kebetulan salah satu orang terkaya di Rusia yang digadang-gadang punya kedekatan khusus dengan presiden Putin.
Tuchel sejatinya sedang disibukkan mempersiapkan tim untuk menyambut final Piala Liga (Carabao Cup) melawan Liverpool di Stadion Wembley pada Minggu 27 Februari. Namun, dia tidak bisa diam saja dengan kritik yang menyerang karena tugasnya sebagai pelatih jadi terganggu.
"Kita tidak boleh berpura-pura ini bukan masalah. Situasi untuk semua orang di sini mengerikan. Tidak ada yang mengharapkannya, dan ini sangat tidak nyata. Situasi ini mengaburkan pikiran dan kegembiraan kami menuju final (Piala Liga)," kata Tuchel.
Tapi, Tuchel menjelaskan lebih lanjut bahwa dirinya tidak bisa berkomentar lebih jauh soal ketegangan antara Rusia dan Ukraina karena situasi itu bukan tanggung jawab klub. Dia hanya bisa berharap semua pihak mau bersabar dan ingin ketegangan tersebut segera berakhir.
"Saya ingin menggunakan hak untuk tidak mengomentarinya sampai ada keputusan yang dibuat. Ini mengganggu kami, mengkhawatirkan kami, dan saya bisa memakluminya sampai tingkat tertentu. Saya bisa memahami opini kritis terhadap klub dan kami yang mewakilinya. Kita tidak dapat sepenuhnya membebaskan diri dari situasi ini," papar Tuchel.
"Tapi, semoga orang-orang bisa memahami status saya sebagai pelatih, dan pemain sebagai pemain. Kami tidak memiliki wawasan tentang apa yang sedang terjadi, tidak tahu seberapa besar keterlibatan pemilik dalam semua ini, dan tidak merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi," tambahnya.
"Situasi ini mengerikan dan tidak ada keraguan tentang itu. Tidak pernah terpikirkan oleh saya, Eropa bakal berperang dalam jangka waktu lama. Tapi, mari kita tunggu sampai dampaknya jelas, dan melihat hasil diskusi-diskusi (pihak yang terkait). Mari kita sedikit lebih bersabar dan memahami apa penilaiannya, dan kemudian akan kita hadapi," pungkas pelatih asal Jerman tersebut.
Rusia melancarkan invasi besar-besaran di Ukrania lewat darat, udara, dan laut pada Kamis, 24 Februari 2022. Serangan ini bahkan dianggap sebagai serangan terbesar sebuah negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II. (metro.co.uk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News