Menurutnya, komitmen pemerintah Indonesia dan FIFA untuk transformasi sepak bola secara menyeluruh pasca-tragedi di Stadion Kanjuruhan dinilai akan sulit terwujud sepanjang kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak dirombak.
"Transformasi total sepak bola tanpa perombakan PSSI itu mustahil bisa terwujud perbaikan. Harus ada perubahan di PSSI. Memang harus ada regenerasi dari PSSI supaya semangatnya ini semangat baru lagi dan punya terobosan baru," kata Siswanto, Minggu, 1 anuari 2023.
Selama ini, kata Siswanto, jargon revolusi PSSI selalu menghiasi wacana pergantian kepemimpin di tubuh federasi sepak bola nasional. Tapi tidak disertai perombakan, hasilnya sama saja.
"Sudah berapa kali kita KLB, tapi toh sama aja. Revolusi tanpa perombakan PSSI itu hasilnya ilusi bagi perbaikan sepak bola nasional. Jangan hanya formalitas," terangnya.
Akademisi di Universitas Trisakti ini mencatat persoalan yang kerap dilakukan pengurus PSSI saat ini. Salah satu contohnya, penyelanggaraan Liga 1 yang tetap berjalan di tengah berlangsungnya Piala AFF 2022.
"Ini menjadi bukti buruknya manajemen PSSI dalam mengelola liga," sentil Siswanto.
Baca: Apologi PSSI atas Aksi Perusakan Bus Timnas Thailand
Dia mengatakan, jadwal pertandingan yang berbenturan akan membuat pemain Timnas tidak fokus membela negara.
"Ini kan Liga 1 berbarengan sama AFF, kemarin juga agak rancu kegiatannya jadi pemain-pemain Timnas itu tidak fokus. Itu harusnya diliburkan saja sampai selesai AFF begitu," ungkapnya.
Karena alasan tersebut, dia mendesak dilakukannya pembenahan secara total dan mendasar dalam tubuh PSSI atau dilakukannya Revolusi PSSI.
"Harus ada perubahan di PSSI. Standarnya memang sudah bagus, tapi pola rekrutmennya itu perlu dievaluasi lagi," kata dia.
Menurutnya saat ini manajemen sepak bola Indonesia masih diurus oleh orang-orang dulu yang secara materi sudah tidak sesuai dengan kebutuhan zaman. Sehingga harus ada tokoh muda yang mampu membawa perubahan di PSSI.
"Orang tua ini kan, ya bukan saya mengecilkan pengalamannya, tetapi ya sudah bukan zamannya, polanya sudah berubah, kan begitu," imbuhnya.
Karena itu, dia berharap akan ada tokoh baru yang dapat membenahi segala permasalahan di tubuh manajemen PSSI.
"Harapan saya dari yang muda punya pemikiran baru, pola baru, strategi baru untuk perubahan di PSSI karena banyak tokoh-tokoh muda yang saya yakin banyak yang bisa kelola PSSI lebih baik," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News