Seperti dilansir Antara, para Bonek sudah berbondong-bondong secara bertahap menuju kawasan tempat berdirinya Stadion Gelora 10 November tersebut sejak pukul 22.00 WIB.
Namun, polisi yang dibantu petugas gabungan telah melakukan penyekatan di titik-titik menuju Jalan Tambaksari sejak sore dengan harapan tak ada kerumunan untuk menghindari penyebaran covid-19.
Karena tak bisa masuk ke kawasan yang dikenal dengan sejarah Persebaya itu, ribuan suporter mencoba memaksa masuk dari arah Jalan Ngaglik maupun Jalan Kapas Krampung. Bahkan, sempat terjadi pembubaran paksa agar para suporter itu mundur dan tidak memaksa berkumpul.
Sebenarnya, telah ada imbauan dari berbagai pihak, termasuk manajemen tim, para pemain, kepolisian, hingga koordinator suporter agar tak ada perayaan besar-besaran di Tambaksari. Namun, masih banyak Bonek yang nekat.
"Mohon setelah pukul 00.00 WIB membubarkan diri," kata Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Jhonny Eddison Isir melalui pengeras suara saat memimpin pengamanan yang berpusat di pertigaan Jalan Kapas Krampung Surabaya, Jumat 18 Juni dini hari WIB.
Polisi hanya bisa melakukan pengamanan dengan pendekatan humanis agar para bonek tidak menimbulkan kerusuhan dan menjalar ke mana-mana. Mereka dibiarkan bernyanyi serta menyalakan kembang api, tapi tepat pukul 00.00 WIB, Isir mengimbau agar para bonek membubarkan diri dan langsung pulang ke rumah masing-masing.
Setelah melewati tengah malam, para suporter yang mayoritas datang berkelompok dan mengendarai kendaraan roda dua kembali ke tempat masing-masing.
Kendati demikian, ada sejumlah komunitas Bonek yang menggelar peringatan HUT dengan cara sederhana di beberapa titik.
Seperti yang terpantau di Jalan Rajawali, beberapa Bonek menggelar tasyakuran dengan cara potong tumpeng dan berdoa demi kesuksesan Persebaya.
Sementara itu, Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Anton Elfrino Trisanto mengatakan bahwa terdapat 2.500 personelnya yang dikerahkan untuk mengamankan euforia perayaan ulang tahun Persebaya di wilayah perbatasan Kota Surabaya.
"Sejak sore tadi, kami menghalau bonek yang datang dari luar Surabaya agar tidak masuk ke dalam kota. Di kawasan perbatasan ada banyak bonek yang tertahan, tapi paling banyak memang terpusat di kawasan Tambak Sari ini," tutur dia. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News