"Yang perlu ditekankan bahwa sekarang Indonesia posisinya setara dengan Thailand dan Vietnam," kata Aji seperti dilansir Antara, Rabu (17/5/2023).
Sebelumnya pada Selasa 16 Mei malam, timnas Indonesia resmi mengakhiri dahaga emas selama 32 tahun dari cabor sepak bola SEA Games 2023. Tren positif itu diraih setelah timnas U-22 menaklukkan Thailand (5-2) pada fase final yang berlangsung dramatis di Olympic National Stadium, Phnom Penh, Kamboja.
Sepasang gol Indonesia saat itu dicetak oleh Ramadhan Sananta, sedangkan sisanya berasal dari Irfan Jauhari, Fajar Fathur Rahman, dan Beckham Putra Nugraha. Sementara itu, gol Thailand dicetak oleh Anan Yodsangwal dan Yotsakon Burapha.
Jalannya pertandingan tetap tidak mudah bagi Indonesia yang unggul 2-0 lebih dulu. Sebab, Thailand mampu menyamakan kedudukan pada detik-detik akhir waktu normal, dan terdapat insiden baku hantam dari kedua tim di bangku cadangan.
Melihat perjuangan dramatis Garuda Muda, Aji Santoso yang kini berusia 53 tahun menilai anak-anak asuh Indra Sjafri sudah bermain apik dalam laga final. Mereka pantas menang karena punya mentalitas bertanding lebih baik.
"Dalam final kemarin ya mainnya cukup bagus, fighting spirit juga kuat, mentalnya juga tangguh, akhirnya bisa menang," kata Aji yang sekarang berkesibukan sebagai kepala pelatih Persebaya Surabaya.
Bersama Robby Darwis, Toyo Haryono, Yusuf Ekodono, Widodo Cahyono Putro, dan lainnya, Aji Santoso tergabung dalam timnas Indonesia yang terakhir kali meraih emas SEA Games sebelum edisi 2023. Kala itu, mereka keluar sebagai juara setelah menaklukkan Thailand dengan skor 4-3 lewat adu penalti..
Sebagai salah satu penerima medali tertinggi pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara 1991, Aji turut senang dan mengaku sempat bereuforia sejenak untuk merayakan kepulangan emas yang sudah lebih dari tiga dekade tidak hinggap di Bumi Ibu Pertiwi.
"Iya perasaannya tentu senang ya karena sudah 32 tahun emas tidak pernah datang ke Indonesia, dalam pertandingan panas, sangat ketat, akhirnya tim kita dapat meraih emas kembali," kata Aji.
"Selama 120 menit, ya tentunya saya sendiri sebagai mantan pemain nasional yang ikut mendapatkan emas SEA Games 1991, cukup tegang bahkan dengan ditiupnya peluit tanda berakhir kami sempat euforia untuk merayakan kemenangan," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, pria asal Malang itu mengutarakan keberhasilan raihan emas bukan hanya dari faktor individu, melainkan faktor keseluruhan tim baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan.
"Bagi saya yang berperan bukan hanya satu dua tiga pemain, tapi keseluruhan tim baik yang ada di dalam lapangan maupun luar lapangan. Ya, karena di dalam lapangan dari penjaga gawang sampai striker memiliki kontribusi yang sangat bagus, di luar lapangan tentunya coach Indra Sjafri bersama asisten sangat meng-advance kekuatan tim," tutur Aji.
Lebih lanjut, pria kelahiran 6 April 1970 itu juga menyebut kedatangan ketum baru Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thoir dan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo yang menyaksikan langsung laga juga punya pengaruh besar dalam kesuksesan Garuda Muda meraih medali emas.
"Kehadiran Ketum PSSI Erick Thohir dengan Menpora tentunya ini menambah moril spirit pemain, fighting spirit pemain untuk bisa mewujudkan Indonesia bisa menang dalam pertandingan SEA Games. Menurut saya, pengaruhnya cukup besar dengan kehadiran tokoh sepak bola seperti Ketum dan Menpora," tutup Aji. (ANT)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
