Dalam sejarah Piala Dunia, kita sudah melihat banyak pemain mempertontonkan semangat sportivitas dan fair play. Bagaimana seorang pemain saling berjabat tangan, bahkan berpelukan setelah peluit panjang dibunyikan, meski selama bertanding mereka kerap beradu fisik dan tak jarang beradu argumen.
Tapi, ada juga pemandangan di mana seorang pemain kehilangan kontrol diri yang kemudian menyebabkan terjadinya kericuhan dalam pertandingan. Atau ada juga pemain yang mencederai sportivitas dengan berpura-pura cedera atau dengan sengaja memperlambat permainan.
Biasanya, para pemain yang indisipliner dan “curang” ini kerap mendapat sanksi dari wasit. Mulai dari kartu kuning yang berarti “peringatan” hingga kartu merah yang membuat mereka harus meninggalkan lapangan pertandingan.
Hukuman tersebut tentunya bergantung dari aksi atau tindakan yang dilakukan si pemain. Bahkan, ada juga pemain yang mendapat sanksi tambahan jika kesalahannya dianggap sangat fatal. Bisa berupa denda atau larangan bertanding.
Sepanjang sejarah Piala Dunia, ada empat pemain yang pernah mendapatkan sanksi sangat berat akibat tindakan yang mereka lakukan ketika tampil di Piala Dunia:
Berikut 4 Pemain dengan Sanksi Terberat di Piala Dunia:
4. Samir Shaker Mahmoud (Irak) - Piala Dunia 1986
Samir Shaker Mahmoud adalah salah satu bek terbaik yang dimiliki Irak di era 80an. Tak ayal, ia jadi andalan Timnas Irak saat berpartisipasi di Piala Dunia 1986 di Meksiko. Sayangnya, ia justru menandai salah satu pencapaian terbesarnya sebagai pesepak bola dengan cara yang buruk.Samir Shaker kehilangan kontrol diri saat Irak berhadapan dengan Belgia pada laga kedua penyisihan grup. Shaker yang frustrasi dan marah karena Irak dipastikan tersingkir setelah kalah 1-2 dari Belgia melakukan hal bodoh, meludahi wasit Jesus Diaz asal Kolombia.
Akibat tindakannya, Samir Shaker harus menerima sanksi berat dari FIFA. Ia dilarang tampil di ajang internasional selama satu tahun. Sanksi ini tampaknya benar-benar menghancurkan imej Samir. Setelah terbebas dari sanksi, Samir Shaker tak pernah lagi dipanggil Timnas Irak hingga ia pensiun.
3. Ndaye Mulamba (Zaire) – Piala Dunia 1974
Ndaye Mulamba dan Timnas Zaire datang ke Piala Dunia 1974 di Jerman Barat dengan keyakinan diri tinggi, usai jadi juara di Piala Afrika beberapa bulan sebelumnya. Khusus bagi Mulamba, ia datang ke Piala Dunia dengan catatan 9 gol untuk Zaire di Piala Afrika –rekor yang hingga kini masih bertahan.Akan tetapi, harapan Mulamba dan Zaire untuk bisa bersinar di Piala Dunia 1974 tak berjalan mulus. Pada pertandingan pertama pada babak grup, Zaire langsung dipaksa takluk oleh Skotlandia dengan skor 0-2.
Impian Mulamba makin hancur pada pertandingan kedua di mana mereka berhadapan dengan tim kuat Yugoslavia. Laga baru berjalan 20 menit, gawang Zaire sudah kebobolan tiga gol.
Kondisi ini membuat Mulamba kehilangan fokus dan bermain dengan penuh emosi. Petaka baginya datang pada menit ke-22 dimana ia harus menerima kartu merah langsung karena aksinya menendang wasit Omar Delgado Gomez karena tidak terima dengan keputusan wasit Kolombia yang mengesahkan gol keempat Yugoslavia. Setelah Mulamba keluar lapangan, nasib Zaire makin nestapa dan mengakhiri laga dengan kekalahan telak (0-9), rekor kekalahan terbesar dalam sejarah Piala Dunia.
Akibat kartu merah tersebut, Ndaye Mulamba tidak hanya absen pada pertandingan terakhir Zaire di penyisihan gup. Lebih dari itu, FIFA juga menghukum Mulamba dengan larangan bermain di pentas internasional selama satu tahun.
2. Luis Suarez (Uruguay) – Piala Dunia 2014
Luis Suarez menjadi sorotan utama pecinta sepak bola saat tampil membela Uruguay pada Piala Dunia 2014. Tepatnya ketika Uruguay berhadapan dengan Italia pada laga terakhir atau ketiga di Grup D. Ia menggigit lengan bek Italia Giorgio Chiellini.Duel kedua tim sejatinya sudah berlangsung dalam tensi tinggi, pasalnya baik Italia maupun Uruguay dituntut meraih tiga poin untuk mendampingi Kosta Rika lolos ke babak 16 besar.
Di tengah sengitnya pertandingan atau pada menit ke-79, Suarez yang tampak kesal dengan penjagaan ketat dari Chiellini akhirnya lepas kontrol. Ia menggigit lengan bek Juventus tersebut. Apes bagi Chiellini, insiden tersebut luput dari penglihatan wasit Marco Rodríguez. Pria asal Meksiko itu tidak menggubris protes Chiellini yang menunjukkan luka bekas gigitan.
Suarez memang lolos dari hukuman di lapangan. Namun, ia tidak bisa berkelit ketika aksinya tersebut terekam kamera pertandingan. FIFA pun langsung bertindak tegas dengan memberikan hukuman yang cukup berat baginya.
Suarez yang sebelumnya sempat dua kali melakukan aksi gigitan terhadap pemain lawan, dijatuhi sanksi larangan bermain sebanyak 9 pertandingan. Ia tidak bisa bermain di babak 16 besar Piala Dunia 2014, saat Uruguay takluk 0-2 dari Kolombia.
1. Diego Maradona – Piala Dunia 1994
Siapa yang tidak mengenal Diego Armando Maradona. Seorang legenda sepak bola Argentina yang dikenal tidak hanya karena kemampuannya di atas lapangan, tapi juga sifatnya yang kontroversial.Maradona sempat membuat kontroversi besar di Piala Dunia 1986, tepatnya saat Argentina berhadapan dengan Inggris di babak perempat final. Ia mencetak gol dengan tangan yang kemudian tenar disebut dengan “gol tangan tuhan.” Argentina kemudian dibawanya jadi juara.
Delapan tahun setelah insiden tersebut, Maradona kembali membuat kehebohan di ajang Piala Dunia. Namun, kali ini tidak menguntungkan buat Argentina dan sekaligus menjadi akhir dari karier sang legenda Maradona di level timnas.
Pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, Maradona bermain hanya dalam dua pertandingan. Ia mencetak satu gol saat Argentina menang 4-0 atas Yunani dan memainkan peran krusial dalam kemenangan 2-1 Argentina atas Nigeria di pertandingan kedua babak grup.
Mimpi buruk bagi Maradona datang enam jam jelang pertandingan Argentina vs Bulgaria. Dalam sebuah konferensi pers, Badan anti-doping FIFA mengumumkan bahwa Maradona terbukti positif menggunakan doping. Ia positif menggunakan lima varian efedrin, stimulan yang dilarang oleh badan sepak bola internasional.
Sebagai hukuman atas hal tersebut, Maradona akhirnya dipulangkan ke Argentina. Tak hanya sampai di situ, ia juga mendapat sanksi tambahan berupa larangan tampil di ajang internasional selama 15 bulan.
Tak diperkuat sang kapten, Argentina tidak bisa berbicara banyak di Piala Dunia 1994. Perjalanan Argentina yang juara tahun 1986 dan kemudian mencapai final di Piala Dunia 1990, harus terhenti di babak 16 besar. Argentina disingkirkan Rumania lewat drama adu penalti.
Publik pecinta sepak bola khususnya para pendukung Argentina tentunya sangat kecewa Maradona yang saat itu berusia 33 tahun harus meninggalkan Piala Dunia 1994 karena tersandung kasus doping. Namun, jika ditelisik lebih jauh ke belakang, penyerang bertubuh mungil ini memang kerap terlibat dalam pusaran kontroversi, salah satunya soal dugaan dirinya adalah pengguna narkoba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id