Vinicius mendapat serangan rasis saat laga Real Madrid melawan Valencia Minggu, 21 Mei 2023. Pemain 22 tahun itu pun mendapat banyak dukungan moral mulai dari pemain, pelatih, hingga pemerintah Brasil.
Sokongan moral lainnya datang dari Keuskupan Agung Christ The Redeemer bersama dengan federasi sepak bola Brasil dan The Football Racial Discrimination Observatory. Sebagai bentuk dukungan kepada Vinicius, penerangan patung Christ The Redeemer dimatikan selama satu jam mulai pukul 6 hingga 7 malam waktu setempat.
“Penerangan di monumen Christ the Redeemer dimatikan sebagai simbol perjuangan kolektif melawan rasisme dan solidaritas dengan pemain dan semua orang yang menderita prasangka di seluruh dunia,” tulis laman resmi Keuskupan Agung Christ The Redeemer, seperti dikutip Medcom.id, Kamis,25 Mei 2023.
Vinicius merespons dukungan tersebut dengan mengunggah siluet foto patung Christ The Redeemer dengan latar belakang bulan purnama yang bersinar terang.
“Hitam dan mengesankan. Christ The Redeemer memang seperti itu. Aksi solidaritas yang menggerakkan saya. Tapi saya ingin, di atas segalanya, untuk menginspirasi dan membawa lebih banyak cahaya untuk perjuangan kita,” tulis Vinicius di akun Twitternya.
Preto e imponente. O Cristo Redentor ficou assim há pouco. Uma ação de solidariedade que me emociona. Mas quero, sobretudo, inspirar e trazer mais luz à nossa luta.
— Vini Jr. (@vinijr) May 22, 2023
Agradeço demais toda a corrente de carinho e apoio que recebi nos últimos meses. Tanto no Brasil quanto mundo… pic.twitter.com/zVBcD4eF8k
Baca juga: Polisi Tangkap Suporter Valencia Buntut Tindakan Rasis kepada Vinicius |
Vinicius mendapatkan serangan rasis dalam lanjutan La Liga menghadapi Valencia, Minggu, 21 Mei 2023. Serangan rasisme terhadap Vini terjadi di babak kedua.
Saat laga sedang terhenti, para suporter Valencia menyerang Vinicius secara verbal. Vini sempat terlihat emosi sambil memandang ke arah para suporter yang diduga melontarkan kalimat bernada rasis untuknya.
Namun, pemain asal Brasil tersebut berusaha menahan diri dan melanjutkan pertandingan.
Tak lama usai pertandingan, Vini mengutarakan kekecewaannya terhadap La Liga yang tidak mampu memberantas tindakan rasis yang sudah lama ia terima dari banyak suporter di Liga Spanyol. Bahkan Vini mengatakan kalau rasisme merupakan hal normal di La Liga.
"Ini bukan yang pertama, kedua, atau ketiga kalinya. Rasisme normal di La Liga," cuit Vini di akun Twitter pribadinya.
"Kompetisi ini menganggap rasisme normal, begitu pula dengan federasi (sepakbola Spanyol), para oposisi pun mendukungnya. Sangat disesalkan. Kejuaraan yang dulunya diramaikan Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano (Ronaldo), dan Messi, sekarang menjadi milik orang-orang rasis," lanjutnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News