Hasil tersebut memang agak sedikit berbeda dengan kemenangan besar Muenchen di fase-fase sebelumnya. Sebab, PSG yang baru mencicipi final juga punya semangat tinggi untuk memenangkan pertandingan.
Gol penentu kemenangan Muenchen dicetak Kingsley Coman pada menit ke-59. Statistik laga menyebutkan, PSG punya 10 peluang (3 mengarah gawang, 4 melenceng dan 3 diblok), tapi gol balasan tetap tidak tercipta hingga laga berakhir.
Meski menang tipis, hasil 1-0 sudah cukup bagi Muenchen untuk memenangi gelar Liga Champions yang keenam. Paling menarik lagi, prestasi itu diraih dengan rekor selalu menang sejak fase grup
Tim Terkuat dalam Sejarah Fase Grup
Tergabung di Grup B dengan Tottenham Hotspur, Red Star Belgrade dan Olympiacos, Muenchen menyelesaikan babak penyisihan dengan nilai sempurna atau 18 poin. Torehan itu ditambah lagi dengan banyaknya gol yang tercipta.
Muenchen punya selisih gol +19 yang menjadikannya sebagai tim tersubur dalam sejarah fase grup Liga Champions. Tren positif itu, tak lepas dari kontribusi sang mesin gol Robert Lewandowski yang ikut menyumbang 10.
10 gol milik striker Polandia itu hampir menyamai rekor Cristiano Ronaldo sebagai pemain tersubur di fase grup pada musim 2015--2016. Pasalnya, mega bintang Juventus itu mampu mencetak 11 gol.
Sinyal Muenchen sebagai kandidat juara juga terlihat ketika sangat perkasa menghadapi Tottenham Spurs. Finalis musim lalu itu mereka gulung di London dengan skor 7-2 dan 3-1 di Jerman. Total, Spurs kalah dengan skor agregat 10-3.
Klasemen Akhir Grup B Liga Champions 2019--2020

Makin Beringas di Fase Gugur
Pada babak 16 besar, Muenchen masih tampil beringas karena bisa menaklukkan Chelsea dengan skor 3-0 pada leg pertama di Jerman. Lima bulan kemudian atau seusai jeda pandemi covid-19, Bavarians menang lagi pada leg 2 di London dengan skor 4-1. Dalam skor agregat 7-1 ini, Lewandowski ikut menyumbang 3 gol dan 4 assist.
Keganasan Muenchen berlanjut di perempat final dengan membantai Barcelona 8-2. Sejak fase ini, Liga Champions meniadakan sistem kandang-tandang untuk mempercepat kompetisi dan mencegah penyebaran virus korona. Meski begitu, Muenchen tetap menjadi tim pertama yang mencetak 8 gol dalam sejarah fase gugur.
Thomas Mueller ikut mencetak sepasang gol saat Muenchen mengalahkan Barca. Kontribusi itu menjadikannya sebagai pemain yang paling sering membobol gawang Barcelona di sepanjang masa (6 gol).

Makin percaya diri setelah mempermalukan raksasa Spanyol, giliran Lyon yang Muenchen tekuk pada semifinal dengan skor 3-0. Hasil kontra wakil Prancis itu membuat Muenchen menang 10 laga secara berturut-turut atau serupa dengan rekornya sendiri dan Real Madrid sebagai tim yang paling sering menang dalam semusim.
Lewandowski masih ikut menyumbang satu gol saat menaklukkan Lyon. Kontribusi itu menjadikannya sebagai pemain kedua yang mengoleksi 15 gol dalam semusim Liga Champions. Jika dihitung dari semua kompetisi 2019--2020, Lewandowski sudah mengumpulkan 55 gol dan 10 assist dari 47 pertandingan. Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk menjadikannya pemain paling subur di Eropa.

Tim Terkuat se-Eropa
Asa menjadi tim terkuat di Eropa akhirnya terwujud setelah menaklukkan PSG pada fase final dengan skor tipis 1-0. Dengan begitu artinya, The Bavarians merupakan satu-satunya tim yang pernah menjuarai Liga Champions dengan nilai sempurna alias selalu menang di 11 laga sebelumnya.
Kingsley Coman mencetak gol penentu Muenchen pada menit ke-59. Kontribusi itu menjadikannya sebagai pemain Prancis kelima yang mencetak gol di final Liga Champions. Sebelumnya ada Karim Benzema (2018), Zinedine Zidane (2002), Marcel Desailly (1994), dan Basile Boli (1993).
Hasil Lengkap Bayern Muenchen di Liga Champions 2019--2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News