Pelatih bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra. (Foto: badmintonindonesia.org)
Pelatih bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra. (Foto: badmintonindonesia.org)

Persiapan Tunggal Putra Indonesia Mengarungi Swiss Open dan All England

Kautsar Halim • 18 Februari 2021 21:49
Jakarta: Para pebulu tangkis Indonesia akan kembali mengarungi turnamen internasional pada bulan depan. Dimulai dengan Swiss Open yang berlangsung di Basel (2-7 Maret), untuk kemudian dilanjutkan dengan All England di Birmingham (17-21 Maret).
 
Pada sektor tunggal putra, Shesar Hiren Rhustavito menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tampil di Swiss Open. Merespons itu, Hendry Saputra selaku pelatih membeberkan bahwa dirinya masih terus mempersiapkan anak didiknya, terutama dari sisi teknik. 
 
"Persiapan setelah pulang dari Thailand, kalau melihat hasil main Vito, dari teknik pukulan atau stroke-nya harus lebih mantap lagi. Jadi lebih fokus untuk penerapan cara bermain dan stroke-nya yang tepat," ungkap Hendry seperti dilansir badmintonindonesia.org, Kamis (18/2/2021).

"Kalau untuk fisik atau mentalnya, setelah konsultasi dan komunikasi dengan Vito, dia sudah oke. Jadi dari teknik dan fokus cara penggunaan tekniknya ini yang kami terapkan selama kurang lebih 2-3 minggu sebelum berangkat ke Swiss," tambahnya.
 
"Kami harapkan semaksimal mungkin. Target Vito bisa masuk di semifinal," lanjut Hendry menjawab pertanyaan tentang target yang diberikan kepada Vito.
 
 

 
Sementara pada kejuaraan All England, sektor tunggal putra Indonesia bakal diwakili oleh Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Menurut Hendry, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dari keduanya, khususnya soal daya tahan bertanding.
 
"Kalau untuk All England, dari satu bulan sebelum berangkat ini kita akan tingkatkan daya tahan lagi, fisik, stamina, dan tenaga. Memang hal lain yang paling penting itu fokus pikiran," tutur Hendry.
 
"Memang ini tidak gampang, tapi dalam satu bulan ini kami fokuskan untuk meningkatkan konsentrasi pikiran mereka. Supaya mereka bisa mengatasi kendala tidak yakin atau tidak fokus saat pertandingan," tambahnya. 
 
Hendry juga menjelaskan bahwa teknik permainan anak-anak asuh tidak jauh berbeda dengan lawan-lawannya, terlebih jika berkaca dengan turnamen Leg Asia di Thailand, Bangkok, Januari lalu. Menurutnya, wakil tunggal putra Indonesia gagal menyabet gelar karena kalah mental.
 
"Lawan itu lebih siap, baik dari sisi mental, pikiran, dan daya juang. Bukan berarti pemain kita tidak siap atau tidak ada, tapi memang lawan lebih siap," ungkap Hendry.
 
"Mudah-mudahan dengan pengalaman di Thailand kemarin, performa atlet-atlet kita bisa kembali pada kejuaraan berikutnya. Memang ada masanya pemain mengalami hal ini (penurunan), namun itu tidak bisa menjadi alasan. Kita harus terus berlatih dan lebih siap lagi," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KAH)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan