Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertemu PCINU Mesir. Foto: Dok Setwapres.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertemu PCINU Mesir. Foto: Dok Setwapres.

Wapres Harap Mahasiwa NU di Mesir Aktif Genjot Literasi Masyarakat Soal Ekonomi Syariah

Antara • 07 November 2022 10:28
Jakarta: Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima jajaran Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, di sela kunjungan kerja di Kairo, Mesir, Minggu, 6 November 2022. Wapres berharap mahasiswa NU aktif meningkatkan literasi masyarakat tentang ekonomi syariah, khususnya di tingkat makro atau teoritis.
 
"Sekarang banyak pembicaraan terkait ekonomi syariah hanya di tingkat mikro. Nah yang dibutuhkan juga saat ini adalah tentang makronya, filosofinya, tentang ekonomi syariah ini perlu untuk terus dikembangkan," kata Wapres melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, 7 November 2022.
 
Wapres menyampaikan salah satu cara meningkatkan literasi masyarakat adalah dengan memperbanyak tulisan ilmiah yang membahas tentang teori dan filosofi dari ekonomi syariah.

"Meskipun gerakannya sudah masif sampai kita membuat berbagai hal terkait ekonomi syariah, tetapi mengubah pemikiran yang sifatnya teoritis dan filosofis terkait ekonomi syariah secara makro, ini mungkin perlu banyak tulisan (ilmiah)," ujar Wapres.
 
Wapres juga meminta PCINU Mesir menjaga pola berpikir NU yang moderat, dinamis. Serta, tetap memiliki dasar keilmuan yang jelas.
 
Dahulu, kata Wapres, NU pernah menjadi konservatif, khususnya sebelum Muktamar NU di Lampung pada 1992. Sehingga, lahir sistem pengambilan keputusan di lingkungan NU yang dinamai dinamisasi pemikiran.
 
"Itulah kerangka berpikir NU, dia tidak statis, tidak liberal, tapi dia moderat, dinamis, tapi juga ber-manhaj," ujar dia.
 
Wapres berharap pola pemikiran NU tersebut terus dipakai khususnya oleh kalangan mahasiswa NU untuk menyikapi segala persoalan. Termasuk, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
"Kita boleh mendengar berbagai pendapat, tetapi kita harus saring apakah memenuhi kriteria pola pemikiran NU atau tidak," ujarnya.
 

Baca: Di Mesir, Wapres Minta Diaspora Jadi Penghubung Jalur Rempah


Sebagai contoh, sambung Wapres, terkait adanya perdebatan bahwa Muslim kaffah tidak NKRI dan NKRI tidak Muslim kaffah. NU menyikapi hal ini dengan pendekatan bahwa keduanya tidak saling bertentangan dan menegasikan.
 
"Ini pikiran yang saya angkat dan sekarang sudah mulai dipahami banyak pihak. Tetapi saya minta pola pemikiran NU ini tetap terus disosialisasikan," ujar Wapres.
 
Ketua Tanfidziyah PCINU Ahmad Rikza Aufarul Umam melaporkan pada Wapres bahwa PCINU Mesir saat ini berfokus pada diskursus keilmuan klasik dan kontemporer. Serta, berorientasi pada produksi karya ilmiah.
 
"Dan sebagaimana arahan Bapak Wapres, lembaga-lembaga kajian PCINU Mesir juga kita dorong untuk mengarah pada kajian-kajian penguatan pada moderasi beragama," Rikza.
 
PCINU Mesir juga tengah menguatkan riset dan inovasi di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir. Ini merupakan inisiatif PCINU Mesir untuk membangun budaya riset dan literasi.
 
"Di kampus Al-Azhar memang tidak secara langsung diajarkan metodologi riset, sehingga PCINU Mesir berinisiatif untuk membangun budaya riset dan literasi, termasuk melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional," papar Rikza.
 
Rikza menuturkan dalam mengembangkan budaya riset ini, PCINU Mesir terhambat akses jurnal ilmiah ke-Indonesiaan dan keagamaan khususnya di tingkat nasional  karena semuanya berbayar. Dia meminta bantuan Pemerintah untuk mempermudah akses terhadap jurnal-jurnal tersebut.
 
Sedangkan dalam bidang sosial, tutur Rikza, PCINU Mesir bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah NU (LAZISNU) ikut mengelola dan memberdayakan dana zakat, serta dana darurat untuk jaminan keamanan dan kesehatan mahasiswa.
 
Terakhir, terkait penguatan ekonomi syariah, kata Rikza, PCINU Mesir telah menginisiasi berdirinya Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) sejak dua tahun lalu.
 
"Terkait literasi digital kita juga sedang menggarap proyek untuk promosi khasanah Musantara dan pemikiran-pemikiran ulama nusantara termasuk Syekh Nawawi Al-Bantani untuk dipromosikan secara luas di kalangan internasional dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Arab," jelas Rikza.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan