Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi/MI/ADAM DWI.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi/MI/ADAM DWI.

Isu Komunisme Jadi Senjata Politik Jatuhkan Lawan

Lis Pratiwi • 04 Agustus 2017 09:00
medcom.id, Jakarta: Pengamat Politik sekaligus Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi menyoroti kasus penyamaan PDIP dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) oleh wakil ketua umum Gerindra, Arief Poyuono. Menurut Burhanudin, isu komunisme dapat dijadikan senjata politik untuk menjatuhkan lawan.
 
Burhanudin mengatakan eksploitasi isu politik sebenarnya lebih berbau fiksi ketimbang fakta. Tetapi, dalam politik fakta itu sendiri tidak terlalu penting, yang penting adalah persepsi. Ia mengatakan, isu komunisme juga akan terus menerus diciptakan dan direproduksi jelang pemilukada serentak dan pilpres 2019.
 
“Kalau kemudian orang-orang percaya hantu komunisme itu ada dan dianggap sebagai suatu fakta, meskipun secara faktual itu fiksi, secara elektoral pasti punya dampak,” kata Burhanudin dalam Prime Time News Metro TV, Kamis 3 Agustus 2017.

Dirinya menuturkan, penggunaan isu fiktif semacam ini adalah hal yang biasa yang terus menerus digunakan, termasuk dalam Pilkada 2017. Senjata ini pun menjadi bagian dari politik global yang turut menuai sukses di negara lain.
 
“Jadi post truth, mulai dari Brexit kemudian menangnya Donald Trump, karena tadi mengeksploitasi isu-isu yang sebenarnya lebih berbau fiksi ketimbang fakta,” tutur dia.
 
Secara politik, Burhanudin menyebut PKI terbukti punya efek yang secara elektoral menurunkan mereka yang dicitrakan dekat dengan partai tersebut. Sehingga menimbulkan satu kesan bahwa partai atau orang yang dicitrakan dekat dengan PKI adalah barang haram yang harus dijauhi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan