Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) mengatakan pemerintah harus memitigasi bencana demi menghindari adanya korban jiwa. Hal ini merujuk kepada beberapa peristiwa bencana alam yang terjadi belakangan ini, seperti angin puting beliung yang terjadi di kawasan Bandung, Jawa Barat.
"Beberapa waktu lalu pascapesta demokrasi terjadi sejumlah bencana di berbagai wilayah Indonesia. Kondisi itu harus diwaspadai dan disikapi dengan langkah-langkah yang tepat," kata Rerie dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2024.
Menurut Rerie, bencana alam kekinian sangat mudah terjadi lantaran cuaca ekstrem yang sering melanda beberapa wilayah.
Selain itu, kata dia, perubahan iklim berpotensi memicu terjadinya bencana alam, seperti banjir bandang karena curah hujan tinggi atau angin puting beliung.
"Hal tersebut dapat pun dapat memicu bencana alam lain salah satunya tanah longsor," ujar dia.
Rerie menekankan pentingnya menyosialisasi langkah mitigasi itu guna pencegahan bencana. Dia mengatakan mitigasi itu meliputi pencegahan bencana hingga panduan langkah yang harus dilakukan masyarakat agar bisa menyelamatkan diri.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanthi mengatakan bencana alam yang terjadi belakangan ini akibat cuaca ekstrem. Oleh karena itu, pihaknya berupaya membangun kampung iklim dan komunitas iklim di 7 ribu lokasi.
Di kampung iklim tersebut, kata dia, masyarakat bisa mendapatkan edukasi soal langkah mitigasi bencana. Pihaknya juga aktif menyosialisasi mitigasi bencana lewat media massa dan media sosial.
Dengan upaya tersebut, dia berharap masyarakat bisa teredukasi dengan baik. Sehingga angka korban jiwa karena bencana alam bisa ditekan.
Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (
Rerie) mengatakan pemerintah harus
memitigasi bencana demi menghindari adanya korban jiwa. Hal ini merujuk kepada beberapa peristiwa
bencana alam yang terjadi belakangan ini, seperti angin puting beliung yang terjadi di kawasan Bandung, Jawa Barat.
"Beberapa waktu lalu pascapesta demokrasi terjadi sejumlah bencana di berbagai wilayah Indonesia. Kondisi itu harus diwaspadai dan disikapi dengan langkah-langkah yang tepat," kata Rerie dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2024.
Menurut Rerie, bencana alam kekinian sangat mudah terjadi lantaran cuaca ekstrem yang sering melanda beberapa wilayah.
Selain itu, kata dia, perubahan iklim berpotensi memicu terjadinya bencana alam, seperti banjir bandang karena curah hujan tinggi atau angin puting beliung.
"Hal tersebut dapat pun dapat memicu bencana alam lain salah satunya tanah longsor," ujar dia.
Rerie menekankan pentingnya menyosialisasi langkah mitigasi itu guna pencegahan bencana. Dia mengatakan mitigasi itu meliputi pencegahan bencana hingga panduan langkah yang harus dilakukan masyarakat agar bisa menyelamatkan diri.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanthi mengatakan bencana alam yang terjadi belakangan ini akibat cuaca ekstrem. Oleh karena itu, pihaknya berupaya membangun kampung iklim dan komunitas iklim di 7 ribu lokasi.
Di kampung iklim tersebut, kata dia, masyarakat bisa mendapatkan edukasi soal langkah mitigasi bencana. Pihaknya juga aktif menyosialisasi mitigasi bencana lewat media massa dan media sosial.
Dengan upaya tersebut, dia berharap masyarakat bisa teredukasi dengan baik. Sehingga angka korban jiwa karena bencana alam bisa ditekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)