medcom.id, Jakarta: Peran divisi hubungan masyarakat (humas) kementerian, dan lembaga pemerintahan amat sentral. Humas membentuk persepsi publik terhadap pemerintah, utamanya presiden.
Sebab, presiden sebagai pemimpin negara. Tak terlepas dari segala program yang sedang dijalankan kementerian dan lembaga.
"Betapa kalau PR (public relation) pemerintahan dalam menjelaskan salah itu menjadi kontraproduktif terhadap pemerintah, terutama pada presiden,” kata Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi, dalam acara Perhumas Coffee Morning di Mercantile Athletic Club, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat 3 Maret 2017.
Johan mengungkapkan, ada kegelisahan terhadap perkembangan media sosial belakangan ini. Sebab, kesalahan kecil bisa mengakibatkan permasalahan besar.
"Kalau salah menjelaskan, akan jadi bumerang bagi intitusi atau perusahaan itu sendiri,” imbuh mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Sebuah tajuk rencana dalam media cetak mainstream menilai posisi humas pemerintahan berada di posisi lampu kuning. Tajuk rencana itu berkesimpulan, kinerja humas pemerintahan belum optimal. Ketika humas pemerintahan menyampaikan hal keliru kepada publik, sejumlah hal mungkin lahir.
Yang penting, persepsi publik bisa salah terhadap apa yang disampaikan pemerintah. “Kemudian kalau humas pemerintahan salah, maka keberhasilan pemerintah selama ini menjadi tertutupi,” terang Johan.
Lalu, penjelasan yang tidak kredibel dan jelas bisa menjadi bahan membangun opini palsu. Yang sekarang sering disebut ‘hoax’. “Kemudian pada akhirnya semua itu yang diserang presiden sebagai sasaran kemarahan publik,” ucapnya.
medcom.id, Jakarta: Peran divisi hubungan masyarakat (humas) kementerian, dan lembaga pemerintahan amat sentral. Humas membentuk persepsi publik terhadap pemerintah, utamanya presiden.
Sebab, presiden sebagai pemimpin negara. Tak terlepas dari segala program yang sedang dijalankan kementerian dan lembaga.
"Betapa kalau PR (public relation) pemerintahan dalam menjelaskan salah itu menjadi kontraproduktif terhadap pemerintah, terutama pada presiden,” kata Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi, dalam acara Perhumas Coffee Morning di Mercantile Athletic Club, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat 3 Maret 2017.
Johan mengungkapkan, ada kegelisahan terhadap perkembangan media sosial belakangan ini. Sebab, kesalahan kecil bisa mengakibatkan permasalahan besar.
"Kalau salah menjelaskan, akan jadi bumerang bagi intitusi atau perusahaan itu sendiri,” imbuh mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Sebuah tajuk rencana dalam media cetak mainstream menilai posisi humas pemerintahan berada di posisi lampu kuning. Tajuk rencana itu berkesimpulan, kinerja humas pemerintahan belum optimal. Ketika humas pemerintahan menyampaikan hal keliru kepada publik, sejumlah hal mungkin lahir.
Yang penting, persepsi publik bisa salah terhadap apa yang disampaikan pemerintah. “Kemudian kalau humas pemerintahan salah, maka keberhasilan pemerintah selama ini menjadi tertutupi,” terang Johan.
Lalu, penjelasan yang tidak kredibel dan jelas bisa menjadi bahan membangun opini palsu. Yang sekarang sering disebut ‘hoax’. “Kemudian pada akhirnya semua itu yang diserang presiden sebagai sasaran kemarahan publik,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)