Jakarta: Media massa dinilai memiliki andil menciptakan iklim kesetaraan gender di arena politik. Perempuan berhak mendapat kesempatan yang sama dengan pria untuk memimpin serta menyusun kebijakan.
“Media sebagai lembaga penyiaran berperan penting mengenalkan sosok-sosok perempuan politik yang maju di pemilu,” kata Ketua Presidium Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kanti W Janis di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Kamis, 14 Juli 2022.
Kanti mengatakan salah satu media yang berdampak luas adalah Media Group Network (MGN). Kunjungan KPPI ke MGN dalam rangka memperkuat dan memperluas ruang aspirasi bagi perempuan.
Menurut Kanti, panggung untuk perempuan di kontestasi politik sangat krusial. Sebab, sistem pemilihan umum (pemilu) Indonesia masih mengutamakan sosok yang populer.
“Siapa yang populer dan dikenal, maka dia yang terpilih,” papar dia.
Kanti yakin banyak perempuan yang memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi, Indonesia menargetkan keterwakilan perempuan minimal 30 persen di Parlemen.
“Pemilu 2014 jumlahnya di bawah 20 persen, tapi di Pemilu 2019 naik menjadi sekitar 20 persen. Nanti di 2024 sangat optimistis bisa mencapai 30 persen,” tutur politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu.
Jakarta:
Media massa dinilai memiliki andil menciptakan iklim
kesetaraan gender di arena
politik. Perempuan berhak mendapat kesempatan yang sama dengan pria untuk memimpin serta menyusun kebijakan.
“Media sebagai lembaga penyiaran berperan penting mengenalkan sosok-sosok perempuan politik yang maju di pemilu,” kata Ketua Presidium Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kanti W Janis di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Kamis, 14 Juli 2022.
Kanti mengatakan salah satu media yang berdampak luas adalah Media Group Network (MGN). Kunjungan KPPI ke MGN dalam rangka memperkuat dan memperluas ruang aspirasi bagi perempuan.
Menurut Kanti, panggung untuk perempuan di kontestasi politik sangat krusial. Sebab, sistem pemilihan umum (pemilu) Indonesia masih mengutamakan sosok yang populer.
“Siapa yang populer dan dikenal, maka dia yang terpilih,” papar dia.
Kanti yakin banyak perempuan yang memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi, Indonesia menargetkan keterwakilan perempuan minimal 30 persen di Parlemen.
“Pemilu 2014 jumlahnya di bawah 20 persen, tapi di Pemilu 2019 naik menjadi sekitar 20 persen. Nanti di 2024 sangat optimistis bisa mencapai 30 persen,” tutur politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)