Jakarta: Pemerintah diminta memperbaiki testing covid-19. Pasalnya, pengujian faktor penting dalam penanganan virus covid-19.
"Sehingga perlu sungguh-sungguh diperhatikan dan dikerjakan dengan baik oleh pemerintah," kata anggota Komisi IX Putih Sari saat dihubungi, Selasa, 3 Agustus 2021.
Perbaikan lantaran testing selama ini dinilai kurang maksimal. Seperti jumlah dan lokasi testing tidak merata.
Putih mengapresiasi testing di Indonesia sudah mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yaitu 1:30. Namun, hal itu baru diterapkan di sejumlah daerah.
"Tidak merata, hampir 50 persen testingnya dilakukan di Jakarta. Sisanya di 33 Provinsi belum sesuai," beber dia.
(Baca: Percepat 3T, Nakes Membutuhkan Asisten)
Proses testing menggunakan polymerase chain reaction (PCR) juga dinilai lamban. Hasil tes membutuhkan waktu tiga hari hingga sepekan.
"Kalau hasil keluar lama akhirnya masyarakat jenuh dan keliling ke mana-mana. Kalau hasilnya positif, itu kan bahaya, pasti makin banyak yang terpapar," tutur dia.
Politikus Gerindra itu membandingkan testing PCR oleh pihak swasta. Hasilnya bisa diketahui dalam hitungan jam.
"Yang berbayar itu bisa cepat, sedangkan testing yang sampelnya diambil melalui puskesmas ini saya lihat masih lama keluarnya," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan testing di Indonesia ditingkatkan selama perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Kepala Negara menargetkan 300-400 ribu testing setiap hari.
Jakarta: Pemerintah diminta memperbaiki
testing covid-19. Pasalnya, pengujian faktor penting dalam penanganan virus covid-19.
"Sehingga perlu sungguh-sungguh diperhatikan dan dikerjakan dengan baik oleh pemerintah," kata anggota
Komisi IX Putih Sari saat dihubungi, Selasa, 3 Agustus 2021.
Perbaikan lantaran testing selama ini dinilai kurang maksimal. Seperti jumlah dan lokasi testing tidak merata.
Putih mengapresiasi testing di Indonesia sudah mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yaitu 1:30. Namun, hal itu baru diterapkan di sejumlah daerah.
"Tidak merata, hampir 50 persen testingnya dilakukan di Jakarta. Sisanya di 33 Provinsi belum sesuai," beber dia.
(Baca:
Percepat 3T, Nakes Membutuhkan Asisten)
Proses testing menggunakan
polymerase chain reaction (PCR) juga dinilai lamban. Hasil tes membutuhkan waktu tiga hari hingga sepekan.
"Kalau hasil keluar lama akhirnya masyarakat jenuh dan keliling ke mana-mana. Kalau hasilnya positif, itu kan bahaya, pasti makin banyak yang terpapar," tutur dia.
Politikus Gerindra itu membandingkan testing PCR oleh pihak swasta. Hasilnya bisa diketahui dalam hitungan jam.
"Yang berbayar itu bisa cepat, sedangkan testing yang sampelnya diambil melalui puskesmas ini saya lihat masih lama keluarnya," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan testing di Indonesia ditingkatkan selama perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Kepala Negara menargetkan 300-400 ribu testing setiap hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)