Jakarta: Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei bertajuk 'Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi dan Peta Elektoral Terkini', pada Minggu, 5 Desember 2021. Hasilnya, nama Sandiaga Uno dijauhi mayoritas pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pemilih Jokowi pada pilpres sebelumnya lebih memilih Pabowo Subianto sebesar 26,9 persen di atas Ganjar Pranowo yang memperoleh 23,2 persen responden. Sementara itu, Sandiaga hanya meraih 4,5 persen.
Meski sudah masuk kabinet Jokowi, Sandiaga belum mendapat dukungan dari pemilih Jokowi. Bahkan, dengan raihan 4,5 persen responden itu pendukung Jokowi terkesan menjauhi Sandiaga.
Pengamat komunikasi politik Cecep Handoko menyebut faktor primodial sulit dihilangkan di Pilpres 2024. Dia menilai nuasa kampanye politik identitas menjadi sisi negatif yang melekat pada Sandiaga. Pendukung Jokowi tak ingin hal itu terulang sehingga lebih memilih Ganjar atau Prabowo.
Menurut Cecep, dengan perolehan 4,5 persen responden, Sandiaga belum cukup pantas disebut favorit. Apalagi, hal itu bergantung dengan siapa Sandiaga dipasangkan.
Dia mengungkapkan faktor lain Sandiaga minim dukungan dari pemilih Jokowi. Salah satunya, belum ada keberhasilan Sandiaga di birokrasi.
Cecep menilai pemilih Jokowi di Pilpres 2019 beragam dari multikultur, etnis, dan cenderung mengedepankan keterbukaan serta kampanye nonpolitik identitas. Sehingga, bebas menentukan siapa yang akan dipilih di Pilres 2024.
"Pemilih Jokowi kan beragam, begitu juga kelompok relawannya. Pemilih Jokowi pilih yang sesuai dengan ideologi dan kriteria capres mereka. Apalagi, Jokowi kasih kebebasan buat menteri-menterinya nyapres, berarti tidak ada kekhususan arahan untuk pilih capres tertentu," kata Cecep saat dihubungi media, Rabu, 8 Desember 2021.
Cecep mengatakan hal menarik dari survei Indikator, yakni simulasi pasangan antara Ganjar Pranowo-Erick Thohir yang mendapat angka 31,1 persen lebih tinggi dari Anies Baswedan–Sandiaga Uno sebesar 30,8 persen. Artinya, kombinasi Ganjar Pranowo-Erick Thohir justru lebih diminati masyarakat, termasuk di dalamnya pendukung Jokowi.
"Erick dan Ganjar menarik karena keduanya punya latar belakang berbeda baik secara primordial maupun profesi di mana Ganjar politisi tulen sementara Erick seorang enterpreneur sukses," kata Cecep.
Baca: Survei: Sandiaga Uno Dianggap Paling Layak Jadi Cawapres
Cecep mengatakan faktor primordial di Pilpres 2024 masih menjadi penentu. Sebab, Ganjar merupakan orang Jawa sementara Erick sendiri berasal dari Sumatra. Hal ini menjadi pertimbangan bagi para pemilih.
Dia menyebut elektabilitas tergantung dari pasangan calon. Bahkan Ganjar sejauh ini merajai berbagai survei, namanya tetap unggul meski dipasangkan dengan nama-nama lain selain Erick Thohir.
Jakarta: Indikator Politik Indonesia merilis hasil
survei bertajuk 'Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi dan Peta Elektoral Terkini', pada Minggu, 5 Desember 2021. Hasilnya, nama
Sandiaga Uno dijauhi mayoritas pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pemilih Jokowi pada pilpres sebelumnya lebih memilih Pabowo Subianto sebesar 26,9 persen di atas Ganjar Pranowo yang memperoleh 23,2 persen responden. Sementara itu, Sandiaga hanya meraih 4,5 persen.
Meski sudah masuk kabinet Jokowi, Sandiaga belum mendapat dukungan dari pemilih Jokowi. Bahkan, dengan raihan 4,5 persen responden itu pendukung Jokowi terkesan menjauhi Sandiaga.
Pengamat komunikasi politik Cecep Handoko menyebut faktor primodial sulit dihilangkan di
Pilpres 2024. Dia menilai nuasa kampanye politik identitas menjadi sisi negatif yang melekat pada Sandiaga. Pendukung Jokowi tak ingin hal itu terulang sehingga lebih memilih Ganjar atau Prabowo.
Menurut Cecep, dengan perolehan 4,5 persen responden, Sandiaga belum cukup pantas disebut favorit. Apalagi, hal itu bergantung dengan siapa Sandiaga dipasangkan.
Dia mengungkapkan faktor lain Sandiaga minim dukungan dari pemilih Jokowi. Salah satunya, belum ada keberhasilan Sandiaga di birokrasi.
Cecep menilai pemilih Jokowi di Pilpres 2019 beragam dari multikultur, etnis, dan cenderung mengedepankan keterbukaan serta kampanye nonpolitik identitas. Sehingga, bebas menentukan siapa yang akan dipilih di Pilres 2024.
"Pemilih Jokowi kan beragam, begitu juga kelompok relawannya. Pemilih Jokowi pilih yang sesuai dengan ideologi dan kriteria capres mereka. Apalagi, Jokowi kasih kebebasan buat menteri-menterinya nyapres, berarti tidak ada kekhususan arahan untuk pilih capres tertentu," kata Cecep saat dihubungi media, Rabu, 8 Desember 2021.
Cecep mengatakan hal menarik dari survei Indikator, yakni simulasi pasangan antara Ganjar Pranowo-Erick Thohir yang mendapat angka 31,1 persen lebih tinggi dari Anies Baswedan–Sandiaga Uno sebesar 30,8 persen. Artinya, kombinasi Ganjar Pranowo-Erick Thohir justru lebih diminati masyarakat, termasuk di dalamnya pendukung Jokowi.
"Erick dan Ganjar menarik karena keduanya punya latar belakang berbeda baik secara primordial maupun profesi di mana Ganjar politisi tulen sementara Erick seorang enterpreneur sukses," kata Cecep.
Baca:
Survei: Sandiaga Uno Dianggap Paling Layak Jadi Cawapres
Cecep mengatakan faktor primordial di Pilpres 2024 masih menjadi penentu. Sebab, Ganjar merupakan orang Jawa sementara Erick sendiri berasal dari Sumatra. Hal ini menjadi pertimbangan bagi para pemilih.
Dia menyebut elektabilitas tergantung dari pasangan calon. Bahkan Ganjar sejauh ini merajai berbagai survei, namanya tetap unggul meski dipasangkan dengan nama-nama lain selain Erick Thohir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)