Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menjelaskan esensi puasa tidak hanya menahan diri dari lapar dan haus. Tetapi juga melatih pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas sosial yang tinggi.
"Naluri manusia memang memiliki keinginan-keinginan (nafsu), baik nafsu biologis, materi, maupun kekuasaan," ujar Ma'ruf saat menghadiri secara virtual Syiar Islam dan Tarhib Ramadan 1443 H, dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, dikutip Jumat, 1 April 2022.
Baca: Jelang Puasa Ramadan, 5 Tips Agar Tetap Produktif dan Sehat
Setiap orang yang berpuasa, kata Ma'ruf, dituntut memiliki nilai kejujuran. Karena tidak ada yang mengetahui kebenaran seseorang berpuasa atau tidak, kecuali dirinya sendiri dan Tuhan.
“Dalam ibadah puasa ini, terkandung pula nilai kejujuran yang tinggi karena bisa saja seseorang berpura-pura puasa di hadapan umum, tetapi sebenarnya ia tidak berpuasa,” tuturnya.
Ma'ruf menuturkan alangkah baik orang yang bepuasa memiliki solidaritas sosial terhadap sesama. Caranya, dengan memperbanyak sedekah selama ramadan dan menunaikan zakat fitrah pada Idulfitri.
Dia juga mengajak umat Islam tidak berperilaku konsumtif selama ramadan. Menurutnya, belajar berempati dengan memperbanyak sedekah jauh lebih baik.
“Bulan Ramadan ini kita jangan menjadi konsumtif,” kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas yang tinggi perlu dipupuk dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, sejumlah persoalan sosial muncul akibat tidak memiliki ketiga nilai tersebut.
“Ketiga nilai ini harus diwujudkan tidak hanya selama bulan ramadan, tetapi juga di hari-hari di luar ramadan,”ungkap Ma'ruf.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres)
Ma'ruf Amin menjelaskan esensi puasa tidak hanya menahan diri dari lapar dan haus. Tetapi juga melatih pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas sosial yang tinggi.
"Naluri manusia memang memiliki keinginan-keinginan (nafsu), baik nafsu biologis, materi, maupun kekuasaan," ujar Ma'ruf saat menghadiri secara virtual Syiar Islam dan Tarhib
Ramadan 1443 H, dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, dikutip Jumat, 1 April 2022.
Baca:
Jelang Puasa Ramadan, 5 Tips Agar Tetap Produktif dan Sehat
Setiap orang yang berpuasa, kata Ma'ruf, dituntut memiliki nilai kejujuran. Karena tidak ada yang mengetahui kebenaran seseorang berpuasa atau tidak, kecuali dirinya sendiri dan Tuhan.
“Dalam ibadah puasa ini, terkandung pula nilai kejujuran yang tinggi karena bisa saja seseorang berpura-pura puasa di hadapan umum, tetapi sebenarnya ia tidak berpuasa,” tuturnya.
Ma'ruf menuturkan alangkah baik orang yang
bepuasa memiliki solidaritas sosial terhadap sesama. Caranya, dengan memperbanyak sedekah selama ramadan dan menunaikan zakat fitrah pada Idulfitri.
Dia juga mengajak umat Islam tidak berperilaku konsumtif selama ramadan. Menurutnya, belajar berempati dengan memperbanyak sedekah jauh lebih baik.
“Bulan Ramadan ini kita jangan menjadi konsumtif,” kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas yang tinggi perlu dipupuk dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, sejumlah persoalan sosial muncul akibat tidak memiliki ketiga nilai tersebut.
“Ketiga nilai ini harus diwujudkan tidak hanya selama bulan ramadan, tetapi juga di hari-hari di luar ramadan,”ungkap Ma'ruf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)