medcom.id: Bergabungnya Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional ke kubu Joko Widodo dan Jusuf Kalla diprediksi menguat. Koalisi Merah Putih (KMP) pun mulai ditinggalkan.
Sosiolog Universitas Gadjah Mada Arie Sujito menilai retaknya Koalisi Merah Putih terjadi karena koalisi tersebut dibentuk atas dasar sikap pragmatis. “Koalisi Merah Putik tidak punya chemistry (ikatan) dalam memelihara kerekatan,“ katanya, kemarin.
Ia mengatakan koalisi tersebut secara substantif tidak mungkin terjaga. Yang mungkin tertinggal di KMP diyakini hanya Partai Gerindra dan PKS.
“KMP tidak punya tokoh perekat,“ kata dia. Sosok Prabowo Subianto yang diusung sebagai calon presiden pun dianggap bukan sebagai tokoh perekat koalisi.
Versi lengkap artikel ini bisa dibaca melalui edisi cetak Media Indonesia atau melalui e-paper.
medcom.id: Bergabungnya Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional ke kubu Joko Widodo dan Jusuf Kalla diprediksi menguat. Koalisi Merah Putih (KMP) pun mulai ditinggalkan.
Sosiolog Universitas Gadjah Mada Arie Sujito menilai retaknya Koalisi Merah Putih terjadi karena koalisi tersebut dibentuk atas dasar sikap pragmatis. “Koalisi Merah Putik tidak punya
chemistry (ikatan) dalam memelihara kerekatan,“ katanya, kemarin.
Ia mengatakan koalisi tersebut secara substantif tidak mungkin terjaga. Yang mungkin tertinggal di KMP diyakini hanya Partai Gerindra dan PKS.
“KMP tidak punya tokoh perekat,“ kata dia. Sosok Prabowo Subianto yang diusung sebagai calon presiden pun dianggap bukan sebagai tokoh perekat koalisi.
Versi lengkap artikel ini bisa dibaca melalui edisi cetak Media Indonesia atau melalui e-paper. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JRI)