medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Nuhayati Ali Assegaf tampaknya kesal ketika ditanya sejumlah wartawan. Para wartawan menanyakan soal rencana komunikasi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Soekarno Putri.
"Kenapa Demokrat terus yang ditanya? Kalau begitu kan jangan Demokrat terus yang ditanyakan. Waktu walk out kita disalahkan, ini kita disalahkan," kata Nurhayati di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Saat didesak pun, ia hanya menjawab diplomatis. "Kita komunikasi dengan semua," tambahnya.
Lalu sudah sejauh mana komunikasi itu? Nurhayati tetap memberi jawaban mengambang. "Saya ingin jelaskan, Demokrat bukan partai pemenang! Jadi komunukasi apa? Kita urutan empat. Demokrat hanya dapat 10,19 persen. Artinya kami nomor empat, 61 anggota. Jadi bukan Demokrat penentu. DPR itu lembaga politik, yang berjalan lobi-lobi politik dan komunikasi politik. Jangan dihujat," tutupnya, sambil berlalu meninggalkan wartawan.
Sebelumnya Politisi senior PDIP Pramono Anung menyatakan Megawati sempat mengutus Jokowi dan untuk mengupayakan pertemuan, dengan SBY pada Rabu 1 Oktober 2014 malam. Namun para pembawa pesan itu gagal menyampaikan pesan itu kepada SBY. Pertemuan antara Mega dan SBY gagal terwujud.
Mantan wakil ketua DPR ini menegaskan Megawati sangat membuka pintu bertemu dengan SBY membahas agenda kenegaraan. Dia menduga bahwa ada pihak tertentu yang sengaja menghalang-halangi terjadinya pertemuan antara dua tokoh politik penting ini.
"Beberapa fraksi khawatir Bu Megawati berkomunikasi dengan Pak SBY, sebab pasti peta (perimbangan kekuatan koalisi di DPR -red) akan berubah," ujar Pramono.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Nuhayati Ali Assegaf tampaknya kesal ketika ditanya sejumlah wartawan. Para wartawan menanyakan soal rencana komunikasi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Soekarno Putri.
"Kenapa Demokrat terus yang ditanya? Kalau begitu kan jangan Demokrat terus yang ditanyakan. Waktu walk out kita disalahkan, ini kita disalahkan," kata Nurhayati di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Saat didesak pun, ia hanya menjawab diplomatis. "Kita komunikasi dengan semua," tambahnya.
Lalu sudah sejauh mana komunikasi itu? Nurhayati tetap memberi jawaban mengambang. "Saya ingin jelaskan, Demokrat bukan partai pemenang! Jadi komunukasi apa? Kita urutan empat. Demokrat hanya dapat 10,19 persen. Artinya kami nomor empat, 61 anggota. Jadi bukan Demokrat penentu. DPR itu lembaga politik, yang berjalan lobi-lobi politik dan komunikasi politik. Jangan dihujat," tutupnya, sambil berlalu meninggalkan wartawan.
Sebelumnya Politisi senior PDIP Pramono Anung menyatakan Megawati sempat mengutus Jokowi dan untuk mengupayakan pertemuan, dengan SBY pada Rabu 1 Oktober 2014 malam. Namun para pembawa pesan itu gagal menyampaikan pesan itu kepada SBY. Pertemuan antara Mega dan SBY gagal terwujud.
Mantan wakil ketua DPR ini menegaskan Megawati sangat membuka pintu bertemu dengan SBY membahas agenda kenegaraan. Dia menduga bahwa ada pihak tertentu yang sengaja menghalang-halangi terjadinya pertemuan antara dua tokoh politik penting ini.
"Beberapa fraksi khawatir Bu Megawati berkomunikasi dengan Pak SBY, sebab pasti peta (perimbangan kekuatan koalisi di DPR -red) akan berubah," ujar Pramono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)