medcom.id, Jakarta: Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kembali menyosialisasikan empat pilar MPR. Dengan sosialisasi ini diharapkan masyarakat bisa semakin berkontribusi untuk Indonesia.
"Rasanya enggak nyaman juga, kok baru kali ini kami diundang ke sini. Karena kemarin-kemarin, sampai ke Merauke, sampai Sabang untuk sosialisasi. Tapi, malah ke Kepulauan Seribu baru sekarang ini. Tapi, enggak apa-apa, lebih baik telat daripada enggak," kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengawali sambutannya di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Senin (24/10/2016).
Hidayat mengatakan, pihaknya menyosialisasikan ini dengan berbagai metode. Yaitu dialog langsung, media massa, outbond dan training of trainer.
"Kali ini dengan metode dialog langsung," ucap dia.
Hidayat berharap masyarakat mau belajar, sehingga semakin menumbuhkan rasa cinta dan bangga dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Jangan pernah merasa tua untuk belajar. Termasuk belajar tentang berbangsa dan bernegara. Supaya kita semakin cinta Indonesia dan supaya kita makin bisa berkontribusi untuk Indonesia," kata dia.
Hidayat menyinggung soal sejarah pemilihan pemimpin publik dari level nasional hingga ke daerah. di era reformasi ini, pemimpin bisa dipilih langsung oleh rakyat.
Dia juga menyerukan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk perwujudan kedaulatan berada di tangan rakyat. Hidayat meminta agar masyarakat tidak golput.
"Ada suatu kaidah, sesungguhnya pemimpin Anda itu adalah cerminan Anda sendiri. Kalau Anda pemalas, yang akan terpilih yang pemalas. Kalau kita suka majelis taklim dan masjid, pasti kita pilih yang suka majelis taklim. Kalau ada orang yang suka judi, kira-kira yang dipilih yang suka judi atau tidak suka judi? Tentu suka judi. Jadi pemimpin itu adalah cerminan rakyatnya," beber Hidayat.
Sosialisasi empat Pilar MPR ini digelar atas kerja sama dengan Yayasan Nuansa Jakarta. Hadir juga Anggota MPR Al Muzammil Yusuf dan ratusan perwakilan warga setempat.
medcom.id, Jakarta: Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kembali menyosialisasikan empat pilar MPR. Dengan sosialisasi ini diharapkan masyarakat bisa semakin berkontribusi untuk Indonesia.
"Rasanya enggak nyaman juga, kok baru kali ini kami diundang ke sini. Karena kemarin-kemarin, sampai ke Merauke, sampai Sabang untuk sosialisasi. Tapi, malah ke Kepulauan Seribu baru sekarang ini. Tapi, enggak apa-apa, lebih baik telat daripada enggak," kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengawali sambutannya di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Senin (24/10/2016).
Hidayat mengatakan, pihaknya menyosialisasikan ini dengan berbagai metode. Yaitu dialog langsung, media massa,
outbond dan
training of trainer.
"Kali ini dengan metode dialog langsung," ucap dia.
Hidayat berharap masyarakat mau belajar, sehingga semakin menumbuhkan rasa cinta dan bangga dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Jangan pernah merasa tua untuk belajar. Termasuk belajar tentang berbangsa dan bernegara. Supaya kita semakin cinta Indonesia dan supaya kita makin bisa berkontribusi untuk Indonesia," kata dia.
Hidayat menyinggung soal sejarah pemilihan pemimpin publik dari level nasional hingga ke daerah. di era reformasi ini, pemimpin bisa dipilih langsung oleh rakyat.
Dia juga menyerukan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk perwujudan kedaulatan berada di tangan rakyat. Hidayat meminta agar masyarakat tidak golput.
"Ada suatu kaidah, sesungguhnya pemimpin Anda itu adalah cerminan Anda sendiri. Kalau Anda pemalas, yang akan terpilih yang pemalas. Kalau kita suka majelis taklim dan masjid, pasti kita pilih yang suka majelis taklim. Kalau ada orang yang suka judi, kira-kira yang dipilih yang suka judi atau tidak suka judi? Tentu suka judi. Jadi pemimpin itu adalah cerminan rakyatnya," beber Hidayat.
Sosialisasi empat Pilar MPR ini digelar atas kerja sama dengan Yayasan Nuansa Jakarta. Hadir juga Anggota MPR Al Muzammil Yusuf dan ratusan perwakilan warga setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)