Jakarta: Kepuasan publik kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkerek. Fakta itu terpotret dalam hasil survei terbaru yang dikeluarkan Litbang Kompas.
Anggota DPR RI Hendrawan Supratikno mengatakan ada sejumlah faktor yang mengungkit kepuasan publik atas kinerja pemerintah. Faktor-faktor ini bersumber dari capaian di dalam maupun di luar negeri.
"Pertama adalah keberhasilan Indonesia mengatasi masalah pandemi covid-19," kata Hendrawan, Kamis, 23 Februari 2023.
Selanjutnya, pemerintah juga bisa menghindarkan Indonesia dari ancaman resesi. Tak terkecuali juga adanya faktor kepemimpinan Indonesia di ajang G20 dan ASEAN.
"Fakta-fakta itu ikut menaikkan angka kepuasan publik atas pemerintah Jokowi," kata Hendrawan.
Dia menyebutkan hasil Survei Litbang Kompas bisa menjadi bahan untuk evaluasi kinerja pemerintah. Hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah naik.
Anggota DPR Christina Aryani memaknai bahwa hasil survei itu sebagai kerja nyata dari pemerintahan Jokowi. Artinya, kata dia, kinerja pemerintah direspons baik oleh publik.
"Peningkatan kepuasan publik tentunya tidak terlepas dari capaian pemerintah di sektor ekonomi," ujar Christina.
Baca: Top! Elektabilitas NasDem Naik 3%
Hasil survei Litbang Kompas pada Februari 2023 menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah mengalami peningkatan. Survei yang berlangsung pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023 itu mencatat angka kepuasan publik pada kepemimpinan Jokowi mencapai 69,3 persen.
Angka itu meningkat 7,2 persen dibandingkan survei yang sama pada Oktober 2022. Kala itu kepuasan publik pada pemerintah berada di angka 62,1 persen.
Awal Januari 2023, Indikator Politik Indonesia (IPI) juga merilis hasil survei tingkat kepuasan kinerja pemerintah. Tercatat tingkat kepuasan publik sebesar 71,3 persen pada akhir 2022. Angka ini naik 5,1 persen dari survei sebelumnya yang dilaksanakan pada November 2022, yakni sebesar 66,2 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jakarta: Kepuasan publik kepada pemerintahan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) terkerek. Fakta itu terpotret dalam hasil
survei terbaru yang dikeluarkan Litbang Kompas.
Anggota DPR RI Hendrawan Supratikno mengatakan ada sejumlah faktor yang mengungkit kepuasan publik atas kinerja pemerintah. Faktor-faktor ini bersumber dari capaian di dalam maupun di luar negeri.
"Pertama adalah keberhasilan Indonesia mengatasi masalah pandemi covid-19," kata Hendrawan, Kamis, 23 Februari 2023.
Selanjutnya, pemerintah juga bisa menghindarkan Indonesia dari ancaman resesi. Tak terkecuali juga adanya faktor kepemimpinan Indonesia di ajang G20 dan ASEAN.
"Fakta-fakta itu ikut menaikkan angka kepuasan publik atas pemerintah Jokowi," kata Hendrawan.
Dia menyebutkan hasil Survei Litbang Kompas bisa menjadi bahan untuk evaluasi kinerja pemerintah. Hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah naik.
Anggota DPR Christina Aryani memaknai bahwa hasil survei itu sebagai kerja nyata dari pemerintahan Jokowi. Artinya, kata dia, kinerja pemerintah direspons baik oleh publik.
"Peningkatan kepuasan publik tentunya tidak terlepas dari capaian pemerintah di sektor ekonomi," ujar Christina.
Baca: Top! Elektabilitas NasDem Naik 3%
Hasil survei Litbang Kompas pada Februari 2023 menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah mengalami peningkatan. Survei yang berlangsung pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023 itu mencatat angka kepuasan publik pada kepemimpinan Jokowi mencapai 69,3 persen.
Angka itu meningkat 7,2 persen dibandingkan survei yang sama pada Oktober 2022. Kala itu kepuasan publik pada pemerintah berada di angka 62,1 persen.
Awal Januari 2023, Indikator Politik Indonesia (IPI) juga merilis hasil survei tingkat kepuasan kinerja pemerintah. Tercatat tingkat kepuasan publik sebesar 71,3 persen pada akhir 2022. Angka ini naik 5,1 persen dari survei sebelumnya yang dilaksanakan pada November 2022, yakni sebesar 66,2 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
