medcom.id, Jakarta: Politikus PKS Fahri Hamzah tak main-main dengan niatannya melaporkan petinggi PKS yang memecatnya dari partai. Wakil Ketua DPR ini segera mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri.
"Kalau sesuai dengan kantor partai, ya selatan (PN Jakarta Sekatan). Besok, besok, besok dikabari lah ya, Insya Allah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Fahri merasa sama sekali tidak bersalah baik sebagai kader maupun sebagai anggota atau pimpinan DPR. Fahri menuding pimpinan PKS saat ini, menjadikan struktur sebagai jalan menghabisi karir politik di partai yang turut ia dirikan 18 tahun lalu.
"Saya merasa bukan orang yang punya masalah. Saya enggak pernah menyakiti hati orang. Saya enggak pernah merugikan orang. Saya enggak pernah nginjak kaki orang. Saya enggak pernah mencuri. Saya enggak pernah macam-macam lah," jelas pria 44 tahun ini.
Fahri mengaku mendapatkan simpati dari sejumlah kolega terutama kader PKS yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Fahri menyebut kader merasa bingung mengapa sosok seperti dirinya tiba-tiba dipecat. Simpati pun ia dapatkan dari luar PKS.
"Kalau ada orang yang mendukung saya, jadi wajar saja. Saya selama ini merasa jadi solidarity maker. Sehingga pimpinan partai, teman-teman lintas fraksi, bahkan pimpinan partai di luar sana mengontak saya dan memberikan dukungan. Pimpinan LSM, teman-teman dari redaktur media, ilmuwan dari kampus-kampus, para peneliti, banyak sekali ngontak," beber dia.
Fahri dipecat karena kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial. PKS telah memperingatkan Fahri mengubah gaya komunikasinya. Namun, Fahri yang sempat mencatat masukan petinggi PKS ternyata bergeming.
Ia tetap dengan gaya komunikasinya. PKS meradang. Berkali mengingatkan namun tak digubris, PKS mengeluarkan surat pemecatan setelah menggelar beberapa sidang.
medcom.id, Jakarta: Politikus PKS Fahri Hamzah tak main-main dengan niatannya melaporkan petinggi PKS yang memecatnya dari partai. Wakil Ketua DPR ini segera mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri.
"Kalau sesuai dengan kantor partai, ya selatan (PN Jakarta Sekatan). Besok, besok, besok dikabari lah ya,
Insya Allah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Fahri merasa sama sekali tidak bersalah baik sebagai kader maupun sebagai anggota atau pimpinan DPR. Fahri menuding pimpinan PKS saat ini, menjadikan struktur sebagai jalan menghabisi karir politik di partai yang turut ia dirikan 18 tahun lalu.
"Saya merasa bukan orang yang punya masalah. Saya enggak pernah menyakiti hati orang. Saya enggak pernah merugikan orang. Saya enggak pernah nginjak kaki orang. Saya enggak pernah mencuri. Saya enggak pernah macam-macam lah," jelas pria 44 tahun ini.
Fahri mengaku mendapatkan simpati dari sejumlah kolega terutama kader PKS yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Fahri menyebut kader merasa bingung mengapa sosok seperti dirinya tiba-tiba dipecat. Simpati pun ia dapatkan dari luar PKS.
"Kalau ada orang yang mendukung saya, jadi wajar saja. Saya selama ini merasa jadi solidarity maker. Sehingga pimpinan partai, teman-teman lintas fraksi, bahkan pimpinan partai di luar sana mengontak saya dan memberikan dukungan. Pimpinan LSM, teman-teman dari redaktur media, ilmuwan dari kampus-kampus, para peneliti, banyak sekali ngontak," beber dia.
Fahri dipecat karena kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial. PKS telah memperingatkan Fahri mengubah gaya komunikasinya. Namun, Fahri yang sempat mencatat masukan petinggi PKS ternyata bergeming.
Ia tetap dengan gaya komunikasinya. PKS meradang. Berkali mengingatkan namun tak digubris, PKS mengeluarkan surat pemecatan setelah menggelar beberapa sidang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)