medcom.id, Jakarta: Sejumlah sektor di pemerintahan Indonesia masih belum ramah terhadap para Penyandang disabilitas. Seperti sektor ekonomi dan politik yang kerap meminggirkan mereka.
Demikian disampaikan Wakil ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) untuk Indonesia Dinna Wisnu. Dinna mengatakan, para penyandang disabilitas masih dianggap sebagai kelompok yang tidak bisa apa-apa.
Ia menyebut, hanya ada satu sektor saja yang mau merangkul para disabilitas, yakni sektor sosial dan budaya. Itu pun, lanjut Dinna, para disabilitas seperti dianggap kelompok yang perlu dikasihani.
"Jangan menganggap teman-teman disabilitas ini sebagai kelompok yang perlu dikasihani dan harus diberi santunan. Kasih mereka peluang untuk masuk ke sektor ekonomi dan politik," kata Dinna usai acara Rencana Aksi Regional, Mengarusutamakan Hak-hak Penyandang Disabilitas di Komunitas ASEAN di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2015).
Dina mengungkapkan, para penyandang disabilitas juga ingin berkontribusi di bidang politik dan ekonomi. Menurut dia, para penyandang cacat yang memiliki kompetensi dan berkualitas, juga harus diberi kesempatan.
Ia mengatakan penyandang disabilitas bukan orang yang sedang sakit, tetapi hanya kekurangan organ tubuh secara permanen. Bukan berarti mereka harus dipinggirkan.
"Jangan pandang mereka sebelah mata. Banyak dari mereka yang juga berprestasi. Sekarang ini, negara harus memberikan hak-hak mereka," tutur Dinna.
Tak hanya itu, Dinna juga menuturkan, fasilitas umum yang disediakan negara masih sulit digunakan para disabilitas. Ia berharap, RUU untuk penyandang disabilitas yang sedang dibahas bisa pro dengan mereka.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah sektor di pemerintahan Indonesia masih belum ramah terhadap para Penyandang disabilitas. Seperti sektor ekonomi dan politik yang kerap meminggirkan mereka.
Demikian disampaikan Wakil ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) untuk Indonesia Dinna Wisnu. Dinna mengatakan, para penyandang disabilitas masih dianggap sebagai kelompok yang tidak bisa apa-apa.
Ia menyebut, hanya ada satu sektor saja yang mau merangkul para disabilitas, yakni sektor sosial dan budaya. Itu pun, lanjut Dinna, para disabilitas seperti dianggap kelompok yang perlu dikasihani.
"Jangan menganggap teman-teman disabilitas ini sebagai kelompok yang perlu dikasihani dan harus diberi santunan. Kasih mereka peluang untuk masuk ke sektor ekonomi dan politik," kata Dinna usai acara Rencana Aksi Regional, Mengarusutamakan Hak-hak Penyandang Disabilitas di Komunitas ASEAN di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2015).
Dina mengungkapkan, para penyandang disabilitas juga ingin berkontribusi di bidang politik dan ekonomi. Menurut dia, para penyandang cacat yang memiliki kompetensi dan berkualitas, juga harus diberi kesempatan.
Ia mengatakan penyandang disabilitas bukan orang yang sedang sakit, tetapi hanya kekurangan organ tubuh secara permanen. Bukan berarti mereka harus dipinggirkan.
"Jangan pandang mereka sebelah mata. Banyak dari mereka yang juga berprestasi. Sekarang ini, negara harus memberikan hak-hak mereka," tutur Dinna.
Tak hanya itu, Dinna juga menuturkan, fasilitas umum yang disediakan negara masih sulit digunakan para disabilitas. Ia berharap, RUU untuk penyandang disabilitas yang sedang dibahas bisa pro dengan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)