Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai usulan penghapusan pemilihan gubernur (pilgub) hendaknya didasari dengan ilmu pengetahuan yang kuat. Usulan tersebut tidak dapat dilontarkan secara mentah ke tengah masyarakat.
"Saya dan NasDem mengajak teman-teman (politik) semua berdiskusi boleh saja, beropini boleh, berwacana boleh, tapi apa yang menjadi kebijakan menyelenggarakan ini bukan masak siang mentah malam bukan, tapi kita lakukan sebuah dialog kita lakukan sebuah penelitian," kata Willy di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Februari 2023.
Willy enggan menentukan sikap menolak atau mendukung usulan penghapusan pilgub yang dilontarkan Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Sebab, persoalan ini menyangkut sistem ketatanegaraan yang memiliki dampak bagi demokrasi ke depan.
"Ini bukan masalah politik ini apa lagi berbicara ketatanegaraan itu engga bisa yes or no, benar atau salah," jelasnya.
Selain itu, diperlukan waktu dan penelitian yang matang untuk membuktikan pilgub tidak berjalan efektif. Saat ini, usulan Cak Imin dalam penghapusan pilgub dinilai hanya bersifat subjektif.
"Ini bernegara bukan hanya mau satu dua kelompok semata tidak, konspirasi kelompok satu dan dua tidak. Tapi ini kebutuhan apa yang menjadi proyeksi kita masa depan dan bagaimana kita di masa lalu," ungkap dia.
Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan sejumlah usulan terkait pemilihan langsung. Dia menyarankan pemilihan langsung hanya untuk pemilihan presiden (pilpres), bupati (pilbup), dan wali kota (pilwalkot).
"PKB sih mengusulkan pemilihan langsung hanya pilpres, pilbup, dan pilwalkot," kata Muhaimin di sela acara Sarasehan Nasional 1 Abad NU di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.
Dia menyampaikan sejumlah pertimbangan mengusulkan pemilihan langsung gubernur dihapus. Salah satunya, politik Indonesia yang membuat kompetisi tak berhenti dan biaya politik yang mahal.
"Ini sistem yang melelahkan, di mana pemilu yang pragmatis bahwa uang yang menentukan banyak hal dalam perilaku pemilu," ungkap dia.
Jakarta: Ketua DPP
Partai NasDem Willy Aditya menilai usulan penghapusan
pemilihan gubernur (pilgub) hendaknya didasari dengan ilmu pengetahuan yang kuat. Usulan tersebut tidak dapat dilontarkan secara mentah ke tengah masyarakat.
"Saya dan NasDem mengajak teman-teman (politik) semua berdiskusi boleh saja, beropini boleh, berwacana boleh, tapi apa yang menjadi kebijakan menyelenggarakan ini bukan masak siang mentah malam bukan, tapi kita lakukan sebuah dialog kita lakukan sebuah penelitian," kata Willy di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Februari 2023.
Willy enggan menentukan sikap menolak atau mendukung usulan
penghapusan pilgub yang dilontarkan Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Sebab, persoalan ini menyangkut sistem ketatanegaraan yang memiliki dampak bagi demokrasi ke depan.
"Ini bukan masalah politik ini apa lagi berbicara ketatanegaraan itu engga bisa
yes or no, benar atau salah," jelasnya.
Selain itu, diperlukan waktu dan penelitian yang matang untuk membuktikan
pilgub tidak berjalan efektif. Saat ini, usulan Cak Imin dalam penghapusan pilgub dinilai hanya bersifat subjektif.
"Ini bernegara bukan hanya mau satu dua kelompok semata tidak, konspirasi kelompok satu dan dua tidak. Tapi ini kebutuhan apa yang menjadi proyeksi kita masa depan dan bagaimana kita di masa lalu," ungkap dia.
Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan sejumlah usulan terkait pemilihan langsung. Dia menyarankan pemilihan langsung hanya untuk pemilihan presiden (pilpres), bupati (pilbup), dan wali kota (pilwalkot).
"PKB sih mengusulkan pemilihan langsung hanya pilpres, pilbup, dan pilwalkot," kata Muhaimin di sela acara Sarasehan Nasional 1 Abad NU di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.
Dia menyampaikan sejumlah pertimbangan mengusulkan pemilihan langsung gubernur dihapus. Salah satunya, politik Indonesia yang membuat kompetisi tak berhenti dan biaya politik yang mahal.
"Ini sistem yang melelahkan, di mana pemilu yang pragmatis bahwa uang yang menentukan banyak hal dalam perilaku pemilu," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)