medcom.id Jakarta: Ada empat isu yang bisa menjadi ancaman bagi tingkat kepercayaan publik terhadap pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar memaparkan empat ancaman itu dalam konferensi pers hasil survei bertajuk "Harapan dan Ancaman Jokowi-JK", di Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Survei dilakukan pada 23-27 Agustus 2014 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia dengan sampel multistage random sampling dan margin of error +/- 2,9%, dan tingkat keyakinan sebesar 71,73%.
Dia mengatakan ancaman itu adalah tidak bisa memenuhi janji kampanye secara cepat, lumpuhnya pemerintahan Jokowi-JK karena terganjal parlemen, ujian penaikan harga BBM, serta kabinet Jokowi-JK tidak meyakinkan karena terlalu banyak kompromi politik.
"Sebelum pelantikan Oktober 2014, diharapkan pemerintahan Jokowi-JK sudah siap mencari solusi dengan empat ancaman tersebut," kata dia.
Menurut dia, elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) bakal menurun setelah dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober 2014 karena harus menaikkan harga BBM.
Rully menilai kebijakan menaikkan harga BBM menjadi polemik baru yang kelak harus dihadapi Jokowi-JK. Kebijakan penaikan harga BBM yang langsung menyentuh masyarakat kecil menurut dia akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan publik.
Salah satu cara untuk meminimkan hal itu, ujar dia, Jokowi-JK perlu segera melaksanakan program-program yang langsung menyentuh rakyat, seperti Kartu Indonesia Sehat, atau Kartu Indonesia Pintar.
"Program-program seperti ini bisa dilaksanakan segera, seperti halnya Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) waktu menaikkan harga BBM memberikan program BLT (bantuan langsung tunai). Tapi memang dalam mempersiapkan program itu, elektabilitas tetap akan turun," kata dia.
Dia mengatakan penurunan elektabilitas Jokowi bisa setara dengan penurunan yang pernah dialami Presiden Yudhoyono tahun 2009, khususnya di masa setahun pemerintahannya berjalan. (Antara)
medcom.id Jakarta: Ada empat isu yang bisa menjadi ancaman bagi tingkat kepercayaan publik terhadap pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar memaparkan empat ancaman itu dalam konferensi pers hasil survei bertajuk "Harapan dan Ancaman Jokowi-JK", di Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Survei dilakukan pada 23-27 Agustus 2014 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia dengan sampel
multistage random sampling dan
margin of error +/- 2,9%, dan tingkat keyakinan sebesar 71,73%.
Dia mengatakan ancaman itu adalah tidak bisa memenuhi janji kampanye secara cepat, lumpuhnya pemerintahan Jokowi-JK karena terganjal parlemen, ujian penaikan harga BBM, serta kabinet Jokowi-JK tidak meyakinkan karena terlalu banyak kompromi politik.
"Sebelum pelantikan Oktober 2014, diharapkan pemerintahan Jokowi-JK sudah siap mencari solusi dengan empat ancaman tersebut," kata dia.
Menurut dia, elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) bakal menurun setelah dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober 2014 karena harus menaikkan harga BBM.
Rully menilai kebijakan menaikkan harga BBM menjadi polemik baru yang kelak harus dihadapi Jokowi-JK. Kebijakan penaikan harga BBM yang langsung menyentuh masyarakat kecil menurut dia akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan publik.
Salah satu cara untuk meminimkan hal itu, ujar dia, Jokowi-JK perlu segera melaksanakan program-program yang langsung menyentuh rakyat, seperti Kartu Indonesia Sehat, atau Kartu Indonesia Pintar.
"Program-program seperti ini bisa dilaksanakan segera, seperti halnya Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) waktu menaikkan harga BBM memberikan program BLT (bantuan langsung tunai). Tapi memang dalam mempersiapkan program itu, elektabilitas tetap akan turun," kata dia.
Dia mengatakan penurunan elektabilitas Jokowi bisa setara dengan penurunan yang pernah dialami Presiden Yudhoyono tahun 2009, khususnya di masa setahun pemerintahannya berjalan. (Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HNR)