Jakarta: Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda bertemu Kepala Staf Presiden Moeldoko membahas kisruh antara Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Erlinda menyebut seluruh pihak harus melihat kasus ini secara bijaksana.
"Saya katakan itu kepada beliau (Kepala Staf Presiden Moeldoko). Bijaksana di sini tidak melihat pada satu sisi, tapi secara komprehensif," kata Erlinda di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 9 September 2019.
Erlinda menyebut KPAI tak bisa menyebut seleksi yang dilakukan PB Djarum sebagai eksploitasi anak. Ia menjelaskan PB Djarum merupakan program corporate social responsibility (CSR) dari Perusahaan Djarum yang bergerak di bidang tembakau dan rokok.
Sedangkan audisi PB Djarum merupakan proses pembibitan anak bangsa. "Kalau dikatakan KPAI bahwa di badan mereka ada logo-logo Djarum itu adalah ekspolitasi terhadap anak, tapi eksploitasi seperti apa?" tuturnya.
Erlinda mengatakan Moeldoko juga meminta KPAI melihat kasus ini secara komprehensif. KPAI diminta tak menggunakan 'kaca mata kuda'. Erlinda menilai harus ada pihak yang memediasi kasus ini.
"Dan siapapun yang menjadi mediatornya, bukan berarti mematikan minat bakat anak-anak kita," papar Erlinda.
PB Djarum, kata dia, bisa mengakali logo merek Djarum yang dimasalahkan KPAI. PB Djarum juga bisa mengubah nama audisi. Erlinda heran masalah ini baru mencuat sekarang.
Ia berharap KPAI dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengedepankan kepentingan terbaik untuk anak. KPAI diminta tak terpaku dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan yang menyatakan, dalam penyelenggaraan audisi tidak boleh menggunakan nama merek, logo, termasuk brand image produk tembakau.
"Karena PP juga buatan manusia, dan bisa saja salah, kita juga bisa lihat perlindungan anak. Karena eksploitasi terhadap anak bisa juga terkait ekonomi, seksual, dan sebagainya," jelas Erlinda.
Jakarta: Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda bertemu Kepala Staf Presiden Moeldoko membahas kisruh antara Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Erlinda menyebut seluruh pihak harus melihat kasus ini secara bijaksana.
"Saya katakan itu kepada beliau (Kepala Staf Presiden Moeldoko). Bijaksana di sini tidak melihat pada satu sisi, tapi secara komprehensif," kata Erlinda di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 9 September 2019.
Erlinda menyebut KPAI tak bisa menyebut seleksi yang dilakukan PB Djarum sebagai eksploitasi anak. Ia menjelaskan PB Djarum merupakan program
corporate social responsibility (CSR) dari Perusahaan Djarum yang bergerak di bidang tembakau dan rokok.
Sedangkan audisi PB Djarum merupakan proses pembibitan anak bangsa. "Kalau dikatakan KPAI bahwa di badan mereka ada logo-logo Djarum itu adalah ekspolitasi terhadap anak, tapi eksploitasi seperti apa?" tuturnya.
Erlinda mengatakan Moeldoko juga meminta KPAI melihat kasus ini secara komprehensif. KPAI diminta tak menggunakan 'kaca mata kuda'. Erlinda menilai harus ada pihak yang memediasi kasus ini.
"Dan siapapun yang menjadi mediatornya, bukan berarti mematikan minat bakat anak-anak kita," papar Erlinda.
PB Djarum, kata dia, bisa mengakali logo merek Djarum yang dimasalahkan KPAI. PB Djarum juga bisa mengubah nama audisi. Erlinda heran masalah ini baru mencuat sekarang.
Ia berharap KPAI dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengedepankan kepentingan terbaik untuk anak. KPAI diminta tak terpaku dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan yang menyatakan, dalam penyelenggaraan audisi tidak boleh menggunakan nama merek, logo, termasuk
brand image produk tembakau.
"Karena PP juga buatan manusia, dan bisa saja salah, kita juga bisa lihat perlindungan anak. Karena eksploitasi terhadap anak bisa juga terkait ekonomi, seksual, dan sebagainya," jelas Erlinda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)