medcom.id, Jakarta: Fraksi Golkar kubu Aburizal Bakrie dinilai tidak menghormati hasil kesepakatan status quo fraksi Golkar di DPR. Sebab, terjadi pergeseran sejumlah anggota dalam fraksi yang dipimpin Ade Komarudin dan Bambang Soesatyo itu.
"Katanya mau 'status quo' kenapa ada penggeseran-penggeseran komisi," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Priyo Budi Santoso, di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (9/4/2015).
Sindiran Priyo ini menyusul rotasi susunan komisi di DPR. Sekretaris Jenderal Golkar kubu Agung, Zainudin Amali dan dua orang loyalis Agung lainnya dirotasi ke Komisi lain.
Dia juga mengkritik sikap loyalis Ical yang tidak bertanggung jawab melakukan pelanggaran terhadap aturan dan kesepakatan tersebut.
"Ini membangun sikap permusuhan dan mencampuri rumah tangga partai. Tanpa izin kami, banyak anggota fraksi yang dipindah. Seperti komisi III. Ini tindakan yang tidak bertanggung jawab," tegas dia.
Sebelumnya, Sekjen Partai Golkar kubu Agung Laksono, Zainudin Amali, gundah namanya tak lagi terdaftar di Komisi III DPR. Zainudin memerintahkan stafnya untuk mencari ke komisi mana namanya dipindahkan.
"Minggu lalu, saya suruh staf datang ke Sekretariat Komisi III untuk minta agenda seminggu ke depan. Tapi pas dicek, lihat daftar nama kok enggak ada nama saya. Ini kenapa? Kok bisa," kata Zainudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 7 April.
Setelah ditelusuri, Amali dipindahkan dari Komisi III ke Komisi VIII. Bukan hanya Amali, Adies Kadir dan Yayat Biaro juga mengalami nasib yang sama. Ketiga nama dari Komisi III itu digantikan oleh Ahmadi Noorsupit, Misbakhun dan Kahar Mudzakir. Ketiganya diketahui sebagai loyalis Ical.
medcom.id, Jakarta: Fraksi Golkar kubu Aburizal Bakrie dinilai tidak menghormati hasil kesepakatan status quo fraksi Golkar di DPR. Sebab, terjadi pergeseran sejumlah anggota dalam fraksi yang dipimpin Ade Komarudin dan Bambang Soesatyo itu.
"Katanya mau 'status quo' kenapa ada penggeseran-penggeseran komisi," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Priyo Budi Santoso, di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (9/4/2015).
Sindiran Priyo ini menyusul rotasi susunan komisi di DPR. Sekretaris Jenderal Golkar kubu Agung, Zainudin Amali dan dua orang loyalis Agung lainnya dirotasi ke Komisi lain.
Dia juga mengkritik sikap loyalis Ical yang tidak bertanggung jawab melakukan pelanggaran terhadap aturan dan kesepakatan tersebut.
"Ini membangun sikap permusuhan dan mencampuri rumah tangga partai. Tanpa izin kami, banyak anggota fraksi yang dipindah. Seperti komisi III. Ini tindakan yang tidak bertanggung jawab," tegas dia.
Sebelumnya, Sekjen Partai Golkar kubu Agung Laksono, Zainudin Amali, gundah namanya tak lagi terdaftar di Komisi III DPR. Zainudin memerintahkan stafnya untuk mencari ke komisi mana namanya dipindahkan.
"Minggu lalu, saya suruh staf datang ke Sekretariat Komisi III untuk minta agenda seminggu ke depan. Tapi pas dicek, lihat daftar nama kok enggak ada nama saya. Ini kenapa? Kok bisa," kata Zainudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 7 April.
Setelah ditelusuri, Amali dipindahkan dari Komisi III ke Komisi VIII. Bukan hanya Amali, Adies Kadir dan Yayat Biaro juga mengalami nasib yang sama. Ketiga nama dari Komisi III itu digantikan oleh Ahmadi Noorsupit, Misbakhun dan Kahar Mudzakir. Ketiganya diketahui sebagai loyalis Ical.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)