Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie dalam Crosscheck #FromHome by Medcom.id, Minggu, 26 September 2021. Foto: Medcom.id
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie dalam Crosscheck #FromHome by Medcom.id, Minggu, 26 September 2021. Foto: Medcom.id

Indonesia Undang Rusia dalam G20, Pengamat: Non Blok Bukan Berarti Netral

Sri Yanti Nainggolan • 04 April 2022 21:47
Jakarta: Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini, menilai bahwa Indonesia sebagai negara non blok tidak berarti netral. Hal itu bahkan diucapkan sendiri oleh Presiden Pertama Indonesia dalam pidato tahun 1961 terkait Gerakan Non Blok.
 
"Saya baca dokumennya (dalam suatu pidato) dan itu sama sekali bukan berposisi netral, jangan salah," ucap Connie dalam tayangan Crosscheck Medcom dikutip Senin, 4 April 2022. 
 
Ia mengungkapkan bahwa mewujudkan perdamaian dunia adalah tujuan dari bersikap non blok. 

"Bung Karno malah mengatakan kita tidak boleh bersikap seperti pengecut, ambil posisi. Kalau perlu perang, perang," tutur Connie. 
 
"Ini kan menarik, selama ini kita tangkap nonblok ini tidak ke sini ke sana," lanjut dia. 
 

Sikap Indonesia terkait wacana kedatangan Putin ke G20

Pernyataan Connie ini bisa ditarik lagi saat konflik Rusia-Ukraina meledak. Status non blok Indonesia diuji karena amanat Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan, "kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
 
Keputusan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dinilai menimbulkan dampak besar bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia harus meyakinkan negara sekutu Amerika Serikat bahwa mengundang Rusia bukan berarti memihak.
 
Dilansir dari Antara, Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas Dian Triansyah Djani mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia bersifat imparsial dan netral. Terutama di tengah konflik antara Barat dan Rusia atas perang di Ukraina.
 
"Indonesia menjalankan tugasnya sebagai Presidensi G20 berdasarkan aturan dan prosedur seperti presidensi sebelumnya," kata Dian, yang juga Co-Sherpa G20 Indonesia, dalam pengarahan pers di Jakarta, Kamis, 24 Maret 2022. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan