Jakarta: Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto mengatakan pemerintah perlu mewaspadai eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina dalam waktu dekat. Meskipun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menjalankan misi perdamaian ke Rusia dan Ukraina.
“Harus segera dilakukan upaya baru dan komunikasi karena kemungkinan terjadi eskalasi konflik dalam satu hingga dua bulan ke depan, minimal secara militer sangat besar,” kata Andi dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Sukses Besar! Jalur Pangan Rusia Terbuka, Jokowi: Mission Accomplished,’ Minggu, 3 Juli 2022.
Andi mengatakan hal itu tidak lepas dari kondisi iklim di Eropa yang memasuki musim panas. Momen itu dinilai krusial lantaran serangan militer bisa terjadi atau yang disebut dengan summer offensive.
“Kalau terjadi, akan semakin sulit upaya perdamaian yang ditawarkan ke Rusia dan Ukraina,” papar dia.
Hal senada disampaikan mantan Diplomat Indonesia Ple Priatna. Indonesia perlu mewaspadai eskalasi tersebut. Apalagi, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengajak Finlandia dan Swedia bergabung.
“Ini pintu awal eskalasi yang bisa berkembang semakin luas tidak hanya di Ukraina tapi Eropa Utara,” jelas dia.
Ple menyebut konflik bisa pecah bila Rusia atau NATO tidak sabar dan gegabah menginisiasi serangan. Apalagi, Amerika Serikat dan negara-negara Barat mempersepsikan perdamaian konflik bila Rusia kalah atau menyerah.
“Makanya digempur sanksi isolasi bahkan ditutup komunikasinya. Ini menjadi ancaman yang harus disikapi serius karena menjadi sumber instabilitas,” tutur dia.
Jakarta: Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto mengatakan pemerintah perlu mewaspadai eskalasi
konflik antara
Rusia dan Ukraina dalam waktu dekat. Meskipun, Presiden Joko Widodo (
Jokowi) sudah menjalankan misi perdamaian ke Rusia dan Ukraina.
“Harus segera dilakukan upaya baru dan komunikasi karena kemungkinan terjadi eskalasi konflik dalam satu hingga dua bulan ke depan, minimal secara militer sangat besar,” kata Andi dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Sukses Besar! Jalur Pangan Rusia Terbuka, Jokowi:
Mission Accomplished,’ Minggu, 3 Juli 2022.
Andi mengatakan hal itu tidak lepas dari kondisi iklim di Eropa yang memasuki musim panas. Momen itu dinilai krusial lantaran serangan militer bisa terjadi atau yang disebut dengan
summer offensive.
“Kalau terjadi, akan semakin sulit upaya perdamaian yang ditawarkan ke Rusia dan Ukraina,” papar dia.
Hal senada disampaikan mantan Diplomat Indonesia Ple Priatna. Indonesia perlu mewaspadai eskalasi tersebut. Apalagi, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengajak Finlandia dan Swedia bergabung.
“Ini pintu awal eskalasi yang bisa berkembang semakin luas tidak hanya di Ukraina tapi Eropa Utara,” jelas dia.
Ple menyebut konflik bisa pecah bila Rusia atau NATO tidak sabar dan gegabah menginisiasi serangan. Apalagi, Amerika Serikat dan negara-negara Barat mempersepsikan perdamaian konflik bila Rusia kalah atau menyerah.
“Makanya digempur sanksi isolasi bahkan ditutup komunikasinya. Ini menjadi ancaman yang harus disikapi serius karena menjadi sumber instabilitas,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)