medcom.id, Jakarta: Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di MPR TB Hasanuddin menjelaskan kriteria figur yang pantas menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Purnawirawan Jenderal TNI bintang dua ini mengatakan pengganti Marciano Norman harus paham intelijen masa kini.
"Jangan yang pahamnya intelijen masa lalu, orde baru, gitu. Kalau (masa) orde baru, dia adalah eksekutor, menganalisis, mengeksekusi, dan menculik. Kalau sekarang, pengumpul data, menyerahkan pada eksekutor," jelas mantan Wakil Ketua Komisi I itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Tugas intelijen saat ini, tambah Hasanuddin, tidak boleh menyentuh objek. Untuk itulah intelijen Indonesia harus dilengkapi teknologi tinggi untuk mengumpulkan informasi akurat untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Kalau intelijen dulu kan langsung ciduk, enggak pernah pakai surat perintah. Sekarang kan enggak bisa, harus lewat informasi, enggak boleh menyentuh," tambahnya.
Nama TB Hasanuddin sering disebut sebagai calon kuat Kepala BIN mendatang. Sayangnya, Purnawirawan TNI itu enggan berkomentar.
"No comment, kan sering dibilang calon kuat Menhan, Mendagri, tapi kan enggak jadi juga. Yang ngomong bukan wartawan lho, yang memutuskan. Kan enggak jadi juga," katanya sambil tertawa.
medcom.id, Jakarta: Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di MPR TB Hasanuddin menjelaskan kriteria figur yang pantas menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Purnawirawan Jenderal TNI bintang dua ini mengatakan pengganti Marciano Norman harus paham intelijen masa kini.
"Jangan yang pahamnya intelijen masa lalu, orde baru, gitu. Kalau (masa) orde baru, dia adalah eksekutor, menganalisis, mengeksekusi, dan menculik. Kalau sekarang, pengumpul data, menyerahkan pada eksekutor," jelas mantan Wakil Ketua Komisi I itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Tugas intelijen saat ini, tambah Hasanuddin, tidak boleh menyentuh objek. Untuk itulah intelijen Indonesia harus dilengkapi teknologi tinggi untuk mengumpulkan informasi akurat untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Kalau intelijen dulu kan langsung ciduk, enggak pernah pakai surat perintah. Sekarang kan enggak bisa, harus lewat informasi, enggak boleh menyentuh," tambahnya.
Nama TB Hasanuddin sering disebut sebagai calon kuat Kepala BIN mendatang. Sayangnya, Purnawirawan TNI itu enggan berkomentar.
"No comment, kan sering dibilang calon kuat Menhan, Mendagri, tapi kan enggak jadi juga. Yang ngomong bukan wartawan lho, yang memutuskan. Kan enggak jadi juga," katanya sambil tertawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)