medcom.id, Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto menilai pernyataan balas dendam adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, kepada Joko Widodo, tidak ada gunanya lagi.
"Itu pernyataan bluffing yang enggak ada isinya. Hashim dan Prabowo mau apa lagi? Pemilu sudah selesai, enough is enough. Kompetisi sudah selesai," tukasnya kepada Metrotvnews.com, Sabtu (11/10/2014).
Sugeng menilai ungkapan Hashim soal kekecewaannya terhadap kekalahan Prabowo dalam helatan Pilpres 2014, tidak dapat mengubah hasil Pilpres 9 Juli lalu yang telah memenangkan Jokowi-JK.
"Itu residu demokrasi. Kalau dia (Hashim) mengancam, siapa dia? Politik kan tidak dibawa ke areal personal. Jokowi-JK hari ini kan secara yuridis formal sudah menjadi presiden dan wakil presiden terpilih," tukas Sugeng, "mestinya tidak dikatakan sebagai situasi yang mengancam," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menanggapi soal kekecewaan Hashim dan Prabowo terhadap kekalahannya di pilpres lalu, jika upaya balas dendam dilakukan melalui upaya-upaya pemakzulan (impeachment) presiden, menurutnya itu bukan hal mudah.
"Ini kan proses bernegara dan berbangsa, kalau dia (Prabowo) coba manfaatkan kelembagaan (MPR dan DPR), dan kekecewaan itu akan berujung pada impeachment dan sebagainya, itu tidak semudah yang dia bayangkan," tuturnya.
medcom.id, Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto menilai pernyataan balas dendam adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, kepada Joko Widodo, tidak ada gunanya lagi.
"Itu pernyataan
bluffing yang enggak ada isinya. Hashim dan Prabowo mau apa lagi? Pemilu sudah selesai,
enough is enough. Kompetisi sudah selesai," tukasnya kepada
Metrotvnews.com, Sabtu (11/10/2014).
Sugeng menilai ungkapan Hashim soal kekecewaannya terhadap kekalahan Prabowo dalam helatan Pilpres 2014, tidak dapat mengubah hasil Pilpres 9 Juli lalu yang telah memenangkan Jokowi-JK.
"Itu residu demokrasi. Kalau dia (Hashim) mengancam, siapa dia? Politik kan tidak dibawa ke areal personal. Jokowi-JK hari ini kan secara yuridis formal sudah menjadi presiden dan wakil presiden terpilih," tukas Sugeng, "mestinya tidak dikatakan sebagai situasi yang mengancam," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menanggapi soal kekecewaan Hashim dan Prabowo terhadap kekalahannya di pilpres lalu, jika upaya balas dendam dilakukan melalui upaya-upaya pemakzulan (
impeachment) presiden, menurutnya itu bukan hal mudah.
"Ini kan proses bernegara dan berbangsa, kalau dia (Prabowo) coba manfaatkan kelembagaan (MPR dan DPR), dan kekecewaan itu akan berujung pada
impeachment dan sebagainya, itu tidak semudah yang dia bayangkan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)