medcom.id, Jakarta: Partai Demokrat mendukung kebijakan Presiden Jokowi mengalihan subsidi BBM ke sektor lain yang lebih produktif. Namun pilihan waktunya saja yang dianggap belum tepat.
Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi mengatakan seharusnya pemerintah terlebih dahulu melakukan diskusi dengan DPR sebelum memutuskan untuk menaikan harga BBM ini. Sebab kenaikan ini diputuskan ketika minyak dunia tengah mengalami penurunan.
"Minyak dunia turun, beberapa negara importir seperti China, Malaysia dan AS yang BBM-nya tidak murah tapi turun, terus kenapa ko kita malah naik?" kata Didi dalam seminar nasional kebijakan publik 'Kenaikan Harga BBM: Bagaimana Masalah dan Implikasinya?' di Universitas Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014).
"Menurut kami waktunya tidak tepat. Seharusnya ada waktu untuk diskusi," sambung dia.
Menurut dia, kenaikan harga BBM merupakan hal yang wajar, karena tercatat Indonesia telah 36 kali mengalami kenaikan harga BBM. Namun, itu terjadi disaat harga minyak dunia mengalami kenaikan.
"BBM naik itu hal yang wajar, 36 kali sejak negara ini berdiri BBM itu sudah naik, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pun pernah menaikan harga BBM juga. Penurunan juga pernah terjadi karena minyak dunia turun jadi harus turun," tukas dia.
Selain itu, pemerintahan Joko Widodo pun dinilai masih belum dapat mengantisipasi pengamanan sosial terhadap rakyat miskin, atas dampak dari kenaikan harga BBM ini.
"Penjagaan terhadap masyarakat masih kurang memadai, tidak seperti lalu (era SBY) ketika BBM mau naik persiapan untuk rakyat miskin seperti BLT dan lain sebagainya sudah di siapkan," tandas dia.
medcom.id, Jakarta: Partai Demokrat mendukung kebijakan Presiden Jokowi mengalihan subsidi BBM ke sektor lain yang lebih produktif. Namun pilihan waktunya saja yang dianggap belum tepat.
Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi mengatakan seharusnya pemerintah terlebih dahulu melakukan diskusi dengan DPR sebelum memutuskan untuk menaikan harga BBM ini. Sebab kenaikan ini diputuskan ketika minyak dunia tengah mengalami penurunan.
"Minyak dunia turun, beberapa negara importir seperti China, Malaysia dan AS yang BBM-nya tidak murah tapi turun, terus kenapa ko kita malah naik?" kata Didi dalam seminar nasional kebijakan publik 'Kenaikan Harga BBM: Bagaimana Masalah dan Implikasinya?' di Universitas Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014).
"Menurut kami waktunya tidak tepat. Seharusnya ada waktu untuk diskusi," sambung dia.
Menurut dia, kenaikan harga BBM merupakan hal yang wajar, karena tercatat Indonesia telah 36 kali mengalami kenaikan harga BBM. Namun, itu terjadi disaat harga minyak dunia mengalami kenaikan.
"BBM naik itu hal yang wajar, 36 kali sejak negara ini berdiri BBM itu sudah naik, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pun pernah menaikan harga BBM juga. Penurunan juga pernah terjadi karena minyak dunia turun jadi harus turun," tukas dia.
Selain itu, pemerintahan Joko Widodo pun dinilai masih belum dapat mengantisipasi pengamanan sosial terhadap rakyat miskin, atas dampak dari kenaikan harga BBM ini.
"Penjagaan terhadap masyarakat masih kurang memadai, tidak seperti lalu (era SBY) ketika BBM mau naik persiapan untuk rakyat miskin seperti BLT dan lain sebagainya sudah di siapkan," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)