medcom.id, Jakarta: Partai Golkar dinilai memiliki tiga pekerjaan rumah (PR) utama yang harus diselesaikan, jika ingin eksistensinya bertahan di dunia politik. Pasalnya, elektabilitas partai pohon beringin itu kian menurun.
"Golkar kalau terus menghadapi konflik seperti ini terus memang di mata rakyat itu jelek sekali. Survey Populi Center itu menunjukkan dari Januari ke Oktober mengalami penurunan elektabilitas, yang dulunya sudah sempat mencapai 12 persen, sekarang 10 persen," kata Pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto dalam Bincang Pagi Metro TV, Selasa (3/11/2015).
Pertama, lanjut Nico, Golkar perlu membenahi sistem kepengurusan yang saat ini telah menjalar ke tingkat Kabupaten dan Kota. "Yang pertama tentu penyelesaian secara politik, karena partai bukan semerta-merta legal formal, penyelesaian secara politik penting dari atas sampai bawah," jelas Nico.
Berikutnya, Golkar harus segera mendapatkan legalitas dari pemerintah. Sebab, tanpa legalitas Golkar sulit untuk berkontribusi dalam agenda politik. "Kemudian mendapatkan legalitas dari pemerintah, penting sekali supaya Golkar bisa efektif bekerja," sambungnya.
Terakhir, kata Nico, Golkar perlu memperlihatkan perannya di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, eksistensi Golkar semakin terlihat.
"Ketiga tidak kalah pentingnya, bekerja untuk rakyat, apa yang bisa dikerjakan di masa transisi sekarang, apakah hanya untuk mendukung kandidat yang akan maju Pilkada atau Golkar bisa memberikan kontribusi yang nyata," terang Nico. "Menurut saya ini penting sekali supaya Golkar ini bisa mendapatkan kembali kepercayaan publik," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie (Ical) mendatangi DPP Partai Golkar. Ical menemui Wakil Ketua Umum hasil Munas Ancol Yorrys Raweyai di DPP Golkar, Senin (2/11/2015).
Pertemuan tersebut diakui keduanya hanya membahas pemenangan partai Golkar dalam Pilkada serentak 2015. "Pertemuan tadi kita hanya membahas pemenangan Pilkada dan masalah-masalah lainnya," kata Ical usai melakukan pertemuan di DPP Golkar.
Pertemuan tersebut yang hanya berlangsung singkat sekitar 60 menit ini turut dihadiri sejumlah petinggi Golkar hasil Munas Bali. Mereka yakni Ketua DPP Golkar Munas Bali Nurul Arifin, Wakil Ketua Umum hasil Munas Bali, Fadel Muhammad, dan Nurdin Halid.
Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono mengaku tidak masalah dengan kedatangan Ical. Sebab, ia pun telah menawarkan kepada pengurus Golkar hasil Munas Bali untuk berkantor besama di DPP Partai Golkar.
Untuk proses perdamaian antar dua kubu, Agung menambahkan, pihaknya tetap akan melakukan dua jalan untuk mempersatukan partai Golkar. Pertama dengan jalan perdamaian yang akan dibicarakan secara rutin dengan kubu hasil Munas Bali. "Melakukan pertemuan rutin di luar untuk mencari jalan keluarnya. Itu dilakukan justru lebih baik," ucap dia.
Kedua, lanjut Agung, pihaknya juga tetap melanjutkan proses hukum yang masih terus berjalan. "Bilamana waktunya (proses hukum harus dilakukan) penghentian, ya bisa dihentikan, any time," lanjut dia.
medcom.id, Jakarta: Partai Golkar dinilai memiliki tiga pekerjaan rumah (PR) utama yang harus diselesaikan, jika ingin eksistensinya bertahan di dunia politik. Pasalnya, elektabilitas partai pohon beringin itu kian menurun.
"Golkar kalau terus menghadapi konflik seperti ini terus memang di mata rakyat itu jelek sekali. Survey Populi Center itu menunjukkan dari Januari ke Oktober mengalami penurunan elektabilitas, yang dulunya sudah sempat mencapai 12 persen, sekarang 10 persen," kata Pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto dalam Bincang Pagi
Metro TV, Selasa (3/11/2015).
Pertama, lanjut Nico, Golkar perlu membenahi sistem kepengurusan yang saat ini telah menjalar ke tingkat Kabupaten dan Kota. "Yang pertama tentu penyelesaian secara politik, karena partai bukan semerta-merta legal formal, penyelesaian secara politik penting dari atas sampai bawah," jelas Nico.
Berikutnya, Golkar harus segera mendapatkan legalitas dari pemerintah. Sebab, tanpa legalitas Golkar sulit untuk berkontribusi dalam agenda politik. "Kemudian mendapatkan legalitas dari pemerintah, penting sekali supaya Golkar bisa efektif bekerja," sambungnya.
Terakhir, kata Nico, Golkar perlu memperlihatkan perannya di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, eksistensi Golkar semakin terlihat.
"Ketiga tidak kalah pentingnya, bekerja untuk rakyat, apa yang bisa dikerjakan di masa transisi sekarang, apakah hanya untuk mendukung kandidat yang akan maju Pilkada atau Golkar bisa memberikan kontribusi yang nyata," terang Nico.
"Menurut saya ini penting sekali supaya Golkar ini bisa mendapatkan kembali kepercayaan publik," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie (Ical) mendatangi DPP Partai Golkar. Ical menemui Wakil Ketua Umum hasil Munas Ancol Yorrys Raweyai di DPP Golkar, Senin (2/11/2015).
Pertemuan tersebut diakui keduanya hanya membahas pemenangan partai Golkar dalam Pilkada serentak 2015. "Pertemuan tadi kita hanya membahas pemenangan Pilkada dan masalah-masalah lainnya," kata Ical usai melakukan pertemuan di DPP Golkar.
Pertemuan tersebut yang hanya berlangsung singkat sekitar 60 menit ini turut dihadiri sejumlah petinggi Golkar hasil Munas Bali. Mereka yakni Ketua DPP Golkar Munas Bali Nurul Arifin, Wakil Ketua Umum hasil Munas Bali, Fadel Muhammad, dan Nurdin Halid.
Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono mengaku tidak masalah dengan kedatangan Ical. Sebab, ia pun telah menawarkan kepada pengurus Golkar hasil Munas Bali untuk berkantor besama di DPP Partai Golkar.
Untuk proses perdamaian antar dua kubu, Agung menambahkan, pihaknya tetap akan melakukan dua jalan untuk mempersatukan partai Golkar. Pertama dengan jalan perdamaian yang akan dibicarakan secara rutin dengan kubu hasil Munas Bali. "Melakukan pertemuan rutin di luar untuk mencari jalan keluarnya. Itu dilakukan justru lebih baik," ucap dia.
Kedua, lanjut Agung, pihaknya juga tetap melanjutkan proses hukum yang masih terus berjalan. "Bilamana waktunya (proses hukum harus dilakukan) penghentian, ya bisa dihentikan, any time," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)