medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo heran dengan polemik testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang disebarkan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar. Cerita itu diendapkan selama hampir empat tahun dan baru diungkap satu hari sebelum Freddy dieksekusi mati.
"Tapi ingat! Peristiwa ini sudah lama kan, 2012. Kenapa enggak diungkap dari dulu," kata Presiden di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (11/8/2016).
Meski demikian, Jokowi meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini. "Ya ditelusuri dan diproses, kalau memang benar sesuai dengan apa yang disampaikan," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dia memastikan, semua pihak yang berwenang terlibat dalam tim khusus. Tim ini akan menelusuri nyanyian Freddy terkait upeti yang diterima orang-orang BNN dan polisi.
"Saya sudah sampaikan kepada Polri, siapa pun yang memiliki kapasitas untuk masuk dalam tim itu silakan. Semuanya ada di tim itu, semakin banyak pakar yang punya kemampuan untuk mengungkap itu silakan masuk dalam tim yang dibentuk," kata Presiden.
Sebelumnya, Haris menyebut Freddy memberi upeti Rp450 miliar kepada oknum anggota BNN. Upeti juga diberikan kepada oknum polisi Rp90 miliar.
Tak hanya itu, berdasarkan cerita Haris, Freddy pernah membawa barang haram itu dengan mobil fasilitas TNI berbintang dua. Jenderal itu bahkan duduk di sampingnya saat menyetir dari Medan sampai Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo heran dengan polemik testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang disebarkan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar. Cerita itu diendapkan selama hampir empat tahun dan baru diungkap satu hari sebelum Freddy dieksekusi mati.
"Tapi ingat! Peristiwa ini sudah lama kan, 2012. Kenapa enggak diungkap dari dulu," kata Presiden di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (11/8/2016).
Meski demikian, Jokowi meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini. "Ya ditelusuri dan diproses, kalau memang benar sesuai dengan apa yang disampaikan," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dia memastikan, semua pihak yang berwenang terlibat dalam tim khusus. Tim ini akan menelusuri nyanyian Freddy terkait upeti yang diterima orang-orang BNN dan polisi.
"Saya sudah sampaikan kepada Polri, siapa pun yang memiliki kapasitas untuk masuk dalam tim itu silakan. Semuanya ada di tim itu, semakin banyak pakar yang punya kemampuan untuk mengungkap itu silakan masuk dalam tim yang dibentuk," kata Presiden.
Sebelumnya, Haris menyebut Freddy memberi upeti Rp450 miliar kepada oknum anggota BNN. Upeti juga diberikan kepada oknum polisi Rp90 miliar.
Tak hanya itu, berdasarkan cerita Haris, Freddy pernah membawa barang haram itu dengan mobil fasilitas TNI berbintang dua. Jenderal itu bahkan duduk di sampingnya saat menyetir dari Medan sampai Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)