Bogor: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte membahas dua hal. Salah satunya penguatan kerja sama ekonomi.
"Presiden mengatakan perdagangan kita dengan Belanda surplus cukup banyak. Concern yang disampaikan Presiden adalah mengenai masalah kelapa sawit," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2019.
Indonesia dan Belanda telah menandatangani MoU penguatan kapasitas bagi petani kecil sawit pekan lalu. MoU itu diharapkan membuat petani bisa memproduksi sawit yang sustainable.
Belanda, lanjut Retno, merupakan mitra kedua terbesar perdagangan Indonesia dengan Eropa. Pada 2018, tercatat nilai perdagangan dua negara mencapai USD 5 miliar.
Retno menyebut Belanda tertarik menanamkan modal di beberapa sektor. Seperti manajemen air dan infrastruktur kemaritiman.
"Kita punya proyek di Semarang dan akan dilanjutkan," tambahnya.
Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan fokus pembangunan sumber daya manusia dalam lima tahun ke depan.
"Karena itu pendidikan vokasi jadi sangat penting. Dan dua hal yang kita bahas tadi adalah bidang kemaritiman, vokasi di bidang kemaritiman karena sudah ada kerja sama dengan Belanda. Dan satu lagi adalah di bidang keperawatan," jelas Retno.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan kelapa sawit dan produksi yang berkelanjutan dibahas dalam pertemuan tersebut. Ia ingin mengubah situasi rumit mengenai kelapa sawit menjadi peluang.
"Seperti yang tadi MoU baru saja ditandatangani, dan MoU tersebut akan fokus pada pengembangan kapasitas petani skala kecil," jelasnya.
Bogor: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte membahas dua hal. Salah satunya penguatan kerja sama ekonomi.
"Presiden mengatakan perdagangan kita dengan Belanda surplus cukup banyak.
Concern yang disampaikan Presiden adalah mengenai masalah kelapa sawit," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2019.
Indonesia dan Belanda telah menandatangani MoU penguatan kapasitas bagi petani kecil sawit pekan lalu. MoU itu diharapkan membuat petani bisa memproduksi sawit yang sustainable.
Belanda, lanjut Retno, merupakan mitra kedua terbesar perdagangan Indonesia dengan Eropa. Pada 2018, tercatat nilai perdagangan dua negara mencapai USD 5 miliar.
Retno menyebut Belanda tertarik menanamkan modal di beberapa sektor. Seperti manajemen air dan infrastruktur kemaritiman.
"Kita punya proyek di Semarang dan akan dilanjutkan," tambahnya.
Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan fokus pembangunan sumber daya manusia dalam lima tahun ke depan.
"Karena itu pendidikan vokasi jadi sangat penting. Dan dua hal yang kita bahas tadi adalah bidang kemaritiman, vokasi di bidang kemaritiman karena sudah ada kerja sama dengan Belanda. Dan satu lagi adalah di bidang keperawatan," jelas Retno.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan kelapa sawit dan produksi yang berkelanjutan dibahas dalam pertemuan tersebut. Ia ingin mengubah situasi rumit mengenai kelapa sawit menjadi peluang.
"Seperti yang tadi MoU baru saja ditandatangani, dan MoU tersebut akan fokus pada pengembangan kapasitas petani skala kecil," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)