Suasana diskusi bertajuk Demokrasi Arus Bawah di areal Kongres V PDI Perjuangan, Sanur, Bali, Jumat, 9 Agustus 2019.. (Foto: Medcom.id/M Sholahadhin Azhar)
Suasana diskusi bertajuk Demokrasi Arus Bawah di areal Kongres V PDI Perjuangan, Sanur, Bali, Jumat, 9 Agustus 2019.. (Foto: Medcom.id/M Sholahadhin Azhar)

Milenial Diminta Menerapkan Trisakti Bung Karno

M Sholahadhin Azhar • 09 Agustus 2019 15:13
Bali: Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menilai jangkar pemikiran milenial Indonesia harus berpedoman pada pemikiran lama yang visioner. Misalnya, prinsip Trisakti yang diajarkan Presiden RI pertama Soekarno tentang kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kebudayaan yang berdikari.
 
"(Karena) muncul gerakan ekstrem dan liberalisasi ekonomi yang tidak menciptakan keadilan. Indonesia yang ber-Trisakti ini relevan menghadapi tantangan keninian," ujarnya dalam diskusi bertajuk Demokrasi Arus Bawah di areal Kongres V PDI Perjuangan, Sanur, Bali, Jumat, 9 Agustus 2019.
 
Menurut Masinton visi Bung Karno tentang Trisakti masih relevan hingga saat ini. Milenial harus mampu memahami dan mewujudkan itu sebagai bekal menghadapi tantangan ke depan. 

Baca juga: Megawati Pastikan Tak Ada Posisi Ketua Harian
 
Ia tak sepakat dengan suara-suara  yang menyebut Indonesia sebaiknya kembali ke era Orde Baru untuk bisa menjawab tantangan global. Trisakti, kata dia, adalah konsep yang tak lekang oleh waktu.
 
Di sisi lain, partai politik, jelas Masionton, punya peranan penting memperkuat kesiapan Indonesia menghadapi tantangan global. Berbekal kekuatan seluruh elemennya, parpol bisa jadi pemandu generasi milenial mencapai kondisi terbaik dalam menghadapi segala tantangan.
 
"PDI Perjuangan misalnya, harus menjadi partai pelopor, menyiapkan kader-kader terbaik bangsa. Memperkuat ideologi dan program," kata Masinton.
 
Senada, Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengungkapkan partainya siap memandu generasi milenial menghadapi tantangan zaman. "Partai ini sudah teruji. Ditangkap, dipukuli. Partai ini lahir dari proses sejarah, bukan instan," imbuh Adian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan