Kepala BNPT Boy Rafli Amar. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Kepala BNPT Boy Rafli Amar. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez

BNPT: Pernyataan Jepang Terkait Potensi Teror Sebagai Early Warning

Fachri Audhia Hafiez • 15 September 2021 18:03
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta masyarakat menyikapi positif pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang terkait potensi teror. Kemenlu Jepang mengumumkan peringatan bagi warganya tentang potensi serangan teror di negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
 
"Kalau kita berpikir positif, ya tentu sebagai sebuah early warning bagi kita semua untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan," ujar Kepala BNPT Boy Rafli Amar kepada Media Group Network di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 15 September 2021.
 
Menurut Boy, pernyataan Kemenlu Jepang sebagai bentuk informasi. Sebab, kejahatan terorisme bisa terjadi kapan saja.

"Oleh karena itu, kita harus berpikir bahwa memang yang terpenting kita siap siaga semuanya dalam menghadapi potensi ancaman," ucap Boy.
 
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu mencontohkan bentuk antisipasi teror yang dilakukan aparat keamanan Indonesia. Yakni, penangkapan sejumlah terduga teroris sebelum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 RI pada 17 Agustus 2021.
 
"Memang sudah terdeteksi adanya peningkatan kegiatan yang mengarah kepada aksi teror. Namun demikian kan kita melihat bahwa telah dilakukan penangkapan untuk pencegahan," kata Boy.
 
Baca: Peringatan Dini Jepang Terkait Potensi Teror Agar Pemerintah Tak Kecolongan
 
Boy mengungkapkan BNPT juga membuka komunikasi dengan otoritas Kemenlu Jepang terkait peringatan itu. BNPT tengah mempelajari sikap Jepang tersebut.
 
"Karena kebetulan Jepang memiliki duta besar tersendiri untuk masalah antiterornya. Kita sedang berusaha untuk mendalami lebih lanjut indikasi apa yang mereka pakai dalam menentukan masalah ini," ujar Boy.
 
Sebelumnya, Kemenlu Jepang memperingatkan warganya di enam negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, atas potensi serangan mematikan. Jepang meminta warganya sementara waktu menghindari lokasi-lokasi rentan, seperti rumah ibadah.
 
"Ada peningkatan risiko (serangan) seperti bom bunuh diri," ucap Kemenlu Jepang, dilansir dari laman ABC News, Senin, 13 September 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan