Menurut Ujang, politik selalu bertumbuh dan dinamis bukan hanya setiap hari. Bahkan, setiap detik perubahan bisa saja terjadi.
“Karena itu saya melihatnya sebagai bagian dari cara NasDem bermanuver untuk bisa diperhitungkan dalam konteks membangun koalisi, baik berkoalisi dengan Demokrat dan PKS maupun membangun aliansi baru dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ataupun dengan partai-partai lain,” kata Ujang Kamarudin, saat dihubungi Medcom.id, Kamis, 2 Februari 2023.
Baca juga: Koalisi Perubahan: Tidak Ada Kontrak Politik Anies-Prabowo Soal Pilpres |
Ujang menjelaskan, hal ini adalah langkah strategis untuk memperlihatkan kepada publik bahwa NasDem ingin menjalankan komunikasi politik dengan berbagai partai termasuk dengan Golkar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya rasa itu hal yang positif saja, dalam konteks membangun komunikasi politik dengan partai-partai lain. Karena NasDem ini kan secara resmi belum berkoalisi dengan partai manapun, sudah mencapreskan Anies, tapi belum berkoalisi dengan partai manapun, karena belum ada tanda tangan hitam di atas putih terkait dengan koalisi NasDem, PKS dan Demokrat," turut Ujang.
Kata dia sama halnya saat bertemu dengan Gerindra dan PKB, NasDem ingin menunjukkan kepada masyarakat dan elite politik bahwa NasDem tidak main dua kaki atau partai pemerintah yang berkoalisi dengan partai oposisi.
"Tidak harus dia berkoalisi dengan partai oposisi seperti PKS dan Demokrat, tetapi dia juga berkawan dengan partai sesama koalisi pemerintah," kata dia.