Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Istimewa

Pertemuan Airlangga-Puan Dinilai Hanya Menunggu Kecocokan Waktu

Juven Martua Sitompul • 05 September 2022 22:52
Jakarta: Batalnya pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dinilai karena masalah teknis. Kedua tokoh itu sebelumnya disebut bakal bertemu, Minggu, 4 Agustus 2022.
 
"Ya kalau enggak jadi dengan Airlangga persoalan teknis berarti," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di Jakarta, Senin, 5 September 2022.
 
Menurut dia, tidak terlaksananya pertemuan itu bukan karena ketidakcocokan antara PDIP dan Golkar. Apalagi, kedua partai merupakan pendukung dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Karena tidak ada problem apa pun antara PDIP dan Golkar. Bahkan kedua partai ini sama-sama loyalisnya Jokowi saya pikir," ujarnya.
 
Puan memiliki agenda melakukan kunjungan ke Partai Golkar dan Partai Gerindra. Dalam safari politik PDIP itu, Puan akan menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto.
 
Namun, pertemuan hanya terjadi dengan Prabowo, tidak dengan Airlangga. Adi mengungkapkan bisa jadi alasan tidak terlaksananya pertemuan tersebut karena salah satu dari Puan atau Airlangga punya agenda yang lebih penting.
 
"Kalau tidak jadi ketemu ya pasti ada agenda yang lebih penting. Entah Puan atau Airlangga yang waktunya tidak cocok. Bukan karena soal cocok tidak cocok (partai)," kata Adi.
 
Adi menilai hal itu juga pernah terjadi saat Puan mengagendakan pertemuan dengan Prabowo, namun karena alasan teknis pertemuan itu tidak jadi dilakukan. Puan lalu melakukan kunjungan ke Partai NasDem. Hal itu pula yang terjadi dengan agenda pertemuan Puan-Airlangga kali ini.
 
"Persoalan teknis saja. Karena dulu infonya Puan juga pertama kali ingin bertemu dengan Prabowo Subianto. Cuma karena waktunya tidak cocok maka dengan NasDem dulu. Seperti halnya batal bertemu Airlangga ya karena persoalan teknis saja," kata dia.
 

Baca: Pengamat Sebut Pertemuan Puan-Prabowo Bentuk Negosiasi


Selain itu, PDIP dan Golkar tidak punya rekam konflik dan jejak persoalan. Sehingga, hal itu menepis dugaan adanya ketidakcocokan antara dua partai tersebut.
 
"Sejalur, sama-sama loyalis, tidak punya sejarah konflik selama sama-sama menjadi pendukungnya Jokowi," tegas dia.

Pertimbangan strategis

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi, menilai PDIP memang hanya mengunjungi pihak-pihak yang dianggap strategis. "Tentu PDIP melihat mana yang lebih strategis, kalau kita jujur bagi PDIP, Gerindra jauh lebih strategis ketimbang Golkar. itu kan perspektif saja," kata Pangi dihubungi terpisah.
 
PDIP-Gerindra, kata Pangi, adalah pemain kunci untuk mengotak-atik koalisi. Maka keberadaan mereka bisa memengaruhi keberadaan koalisi lain.
 
"Gerindra dan PDIP strategis banget, menurut saya, faktor kunci koalisi otak-atik tergantung dua partai ini," kata Pangi.
 
Selain itu, PDIP sempat mendekati Partai NasDem dengan maksud mengotak-atik koalisi PKS-Demokrat-NasDem. "Maka kita lihat intensitas kunjungan, ada yang saling mengunjungi ada juga yang menunggu," kata Pangi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan