Jakarta: Pertemuan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut menjadi pertanda. Keduanya dinilai bakal berduet pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Ya saya melihatnya akan menjadi kuda hitam," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada Medcom.id, Minggu, 8 Mei 2022.
Dia menyebut kedua tokoh itu punya daya tarik tersendiri. AHY merupakan politikus muda yang dianggap mewakili kelompok milenial.
Sedangkan, Airlangga mewakili kelompok senior. Menko Perekonomian itu memiliki segudang pengalaman di kancah politik Indonesia.
"Kombinasi (Airlangga-AHY) unik dan menarik," ungkap Ujang.
Baca: AHY Bertemu Airlangga di Rumah Dinas Menko Perekonomian
Dia menilai realisasi duet tersebut tak membutuhkan usaha keras dalam membentuk koalisi. Jumlah suara Golkar dan Demokrat di parlemen sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
Berdasarkan rekapitulasi suara Pemilu 2019 yang diumumkan KPU, Golkar memiliki modal suara Golkar 12,31 persen. Sedangkan Demokrat 7,77 persen. Total suara kedua partai itu 20,08 persen.
Namun, Ujang menyampaikan potensi duet Airlangga-AHY masih 50:50. Pasalnya, banyak pertimbangan merealisasikan duet tersebut.
Di antaranya, kata Ujang, elektabilitas Airlangga dan AHY. Partai tentu bakal mempertimbangkan tingkat keterpilihan kedua tokoh tersebut dengan elektabilitas lawan mereka pada Pilpres 2024.
"Kan harus terukur, harus dilihat. Kalau saya hari ini melihat prosesnya masih dinamis hingga 17 bulan ke depan," ujar dia.
Jakarta: Pertemuan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut menjadi pertanda. Keduanya dinilai bakal berduet pada Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2024.
"Ya saya melihatnya akan menjadi kuda hitam," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada
Medcom.id, Minggu, 8 Mei 2022.
Dia menyebut kedua tokoh itu punya daya tarik tersendiri.
AHY merupakan politikus muda yang dianggap mewakili kelompok milenial.
Sedangkan,
Airlangga mewakili kelompok senior. Menko Perekonomian itu memiliki segudang pengalaman di kancah politik Indonesia.
"Kombinasi (Airlangga-AHY) unik dan menarik," ungkap Ujang.
Baca:
AHY Bertemu Airlangga di Rumah Dinas Menko Perekonomian
Dia menilai realisasi duet tersebut tak membutuhkan usaha keras dalam membentuk koalisi. Jumlah suara Golkar dan Demokrat di parlemen sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
Berdasarkan rekapitulasi suara Pemilu 2019 yang diumumkan KPU, Golkar memiliki modal suara Golkar 12,31 persen. Sedangkan Demokrat 7,77 persen. Total suara kedua partai itu 20,08 persen.
Namun, Ujang menyampaikan potensi duet Airlangga-AHY masih 50:50. Pasalnya, banyak pertimbangan merealisasikan duet tersebut.
Di antaranya, kata Ujang, elektabilitas Airlangga dan AHY. Partai tentu bakal mempertimbangkan tingkat keterpilihan kedua tokoh tersebut dengan elektabilitas lawan mereka pada Pilpres 2024.
"Kan harus terukur, harus dilihat. Kalau saya hari ini melihat prosesnya masih dinamis hingga 17 bulan ke depan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)