Langkah ini diambil Airlangga hanya beberapa bulan sebelum Pilkada serentak 2024, saat Golkar sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kontestasi politik yang semakin memanas. Terutama menjelang masa pendaftaran calon Pilkada dari partai politik pada akhir Agustus.
Keputusan tersebut menimbulkan berbagai spekulasi dan tanda tanya mengenai alasan sebenarnya di balik pengunduran diri tersebut.
Salah satu keanehan yang mencolok adalah waktu pengumuman pengunduran diri yang terkesan mendadak.
Baca juga: Malam Ini, Golkar Gelar Rapat Pleno Pemilihan Plt Ketum
Sebelumnya, Airlangga dikenal sangat aktif memimpin berbagai strategi politik Golkar, termasuk dalam koalisi besar yang sedang dijajaki untuk menghadapi Pilkada Serentak 2024.
Langkah mundur ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan apakah ada tekanan internal atau eksternal yang memaksanya untuk mengambil keputusan ini.
Selain itu, belum adanya penjelasan resmi yang detail dari Airlangga atau pihak Golkar mengenai alasan pengunduran diri ini semakin memperkuat dugaan adanya dinamika politik yang rumit di dalam tubuh partai.
Beberapa sumber internal menyebutkan adanya ketegangan antara kubu-kubu di dalam partai yang mungkin telah memicu keputusan Airlangga. Namun, hingga kini, belum ada klarifikasi lebih lanjut yang bisa menjawab spekulasi yang berkembang.
Berikut poin-poin terkait keanehan mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Partai Golkar:
1. Pengunduran Diri Mendadak
Keputusan Airlangga untuk mundur terjadi secara tiba-tiba, tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya. Hal ini menimbulkan spekulasi di kalangan internal partai dan eksternal Golkar.Padahal beberapa hari sebelumnya, Airlangga masih aktif menyerahkan Surat Keputusan Rekomendasi dukungan kepada sejumlah bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur. Penyerahan dilakukan pada Selasa malam, 6 Agustus 2024. Sementara Airlangga mundur pada Sabtu 10 Agustus 2024.
Di sisi lain, masa jabatan Airlangga berlaku hingga Desember 2024. Partai Golkar akan melakukan pemilihan ketua umum dengan mekanisme Musyawarah Nasional (Munas).
2. Ketidaktahuan Ring 1 Airlangga
Keputusan mundur ini juga menimbulkan pertanyaan karena beberapa anggota lingkaran terdekat (ring 1) Airlangga dikabarkan tidak mengetahui rencana tersebut. Hal ini memperkuat dugaan bahwa keputusan ini mungkin diambil secara mendadak atau di bawah tekanan tertentu."Tidak ada, tidak ada komunikasi atau konsultasi, konsultasi dia (Airlangga) mengundurkan diri, seperti itu, tidak ada," kata Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono, Minggu 11 Agustus 2024.
Di sisi lain, Airlangga bertemu dengan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan. Pertemuan berlangsung sebelum pengunduran diri Airlangga. Bahkan juga bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
3. Waktu yang Kurang Tepat
Pengunduran diri yang terjadi beberapa bulan sebelum Pilkada Serentak 2024 dianggap sangat tidak tepat, terutama di tengah upaya Golkar mempersiapkan diri menghadapi kontestasi politik. Waktu pengumuman yang mendadak semakin menambah kecurigaan ada sesuatu yang disembunyikan.
4. Minim Penjelasan Resmi
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi yang detail dari Airlangga sendiri mengenai alasan di balik pengunduran diri. Meskipun Airlangga menyebut pengunduran diri berkaitan dengan fokus pada jabatannya di pemerintahan.Alasan Airlangga tidak mudah diteirima secara nalar. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya dinamika politik yang tidak transparan.
5. Spekulasi Tekanan Internal
Ada spekulasi bahwa pengunduran diri ini dipicu oleh ketegangan atau konflik internal di dalam partai, meskipun belum ada klarifikasi yang menguatkan dugaan ini.6. Kaitan dengan Persoalan Hukum
Keputusan Airlangga untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar terjadi secara tiba-tiba, memicu spekulasi bahwa hal ini mungkin terkait dengan persoalan hukum yang sedang diusut oleh Kejaksaan Agung.
Airlangga diduga mengalami tekanan terkait persoalan hukum tersebut. Beberapa sumber menyebutkan bahwa penyelidikan ini bisa saja mempengaruhi stabilitas di dalam partai, sehingga memaksa Airlangga untuk mundur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id